JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Kelurahan Siswodipuran, Boyolali Jadi Pilot Project Surveilans Berbasis Masyarakat

Kelurahan Siswodipuran, Boyolali dijasilan sebagai pilot project Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) / Foto: Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Kementerian Kesehatan, Kemenko PMK, BNPB, dan sejumlah kementerian, melakukan uji petik Petunjuk Teknis Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM).

Kegiatan itu digelar di Kelurahan Siswodipuran, Boyolali yang menjadi Pilot Project SBM sejak tahun 2020 lalu. Serta Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo yang merupakan daerah non-pilot project SBM di Jawa Tengah.

Uji Petik SBM difokuskan di Boyolali dengan pelibatan relawan masyarakat, tokoh masyarakat, dan petugas Kesehatan dan Kesehatan hewan.

Menurut Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK, dr Nancy Dian Anggraeni, uji petik sebenarnya kegiatan melakukan uji coba dari petunjuk teknis surveilans berbasis masyarakat.

Jadi di Boyolali tim mengunjungi dua lokasi yakni Kelurahan Siswodipuran dan Desa Sumbung Cepogo.

“Hal ini, diperlukan untuk mengetahui berapa jauh pemahaman dari sukarelawan yang akan menjadi pelaksanaan surveilans berbasis masyarakat terkait bahan-bahan yang telah dipersiapkan Kementerian Kesehatan sebagai penyusun petunjuk teknisnya,” kata Nancy di Kelurahan Siswodipuran, Rabu (5/10/2023).

Baca Juga :  Asrama Haji Donohudan Boyolali Siap Terima Kedatangan Calon Haji

Dijelaskan, SBM merupakan kegiatan bersama beberapa kementerian yang memang membutuhkan dukungan dari tenaga sukarelawan yang ada di masyarakat untuk bisa mendeteksi adanya penyakit-penyakit yang berpotensi menjadi KLB atau penyakit yang bisa menyebabkan wabah.

“Kejadian bisa bermula pada hewan kemudian nanti penyakit itu, sukarelawan dapat mendeteksi yang ada untuk dilaporkan ke dinas terkait. Namun, bisa juga penyakit-penyakit terjadinya pada manusia. Nanti sukarelawan akan melaporkan ke petugas dinas terkait. Misal, petugas di Puskesmas terdekat,” paparnya.

Nancy mengatakan alasan tersebut diperlukan, karena dari pengalaman pandemi Covid-19 atau wabah PMK atau KLB lainnya di Indonesia itu, kejadian datang tiba-tiba dan mendadak sudah menjadi besar atau mewabah.

“Kita tidak mengetahui lebih awal. Padahal jika bisa mengetahui lebih awal dari informasi masyarakat atau dari tenaga sukarelawan itu, akan bisa cegah untuk tidak menjadi KLB atau wabah. Hal ini, tujuannya ada surveilans berbasis masyarakat,” katanya.

Pihaknya memilih Kabupaten Boyolali sebagai contoh uji petik tersebut karena salah satu yang sudah melakukan surveilans berbasis masyarakat itu. Sukarelawan di Kelurahan Siswodipuran dibantu oleh PMI Cabang Boyolali sebagai percontohan yang didanai melalui PMI Internasional.

Baca Juga :  Tangani Arus Balik Lebaran, Kapolres Boyolali Terjun Langsung Atur Lalu Lintas

“Hal ini, terbukti laporan yang disampaikan melalui sukarelawan cepat masuk ke dinas terkait dan akurasi laporan cukup baik. Kami melihat dampak kegiatan sukarelawan mendukung untuk penyampaian informasi ancaman penyakit terutama cepat dan berjalan dengan baik,” kata Nancy Dian Anggraeni.

Sementara itu, Kepala PMI Kabupaten Boyolali Sunarno mengatakan, sejak 2019, melalui Program Kesiapsiagaan Epidemi dan Pandemi (CP3), dengan dukungan dana dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), PMI telah melakukan pelatihan Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) dan pendampingan pada Relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) di Boyolali dan beberapa daerah lain di Indonesia.

“Relawan ini dilatih untuk melakukan pengenalan dan verifikasi gejala dan risiko penyakit berpotensi wabah dan zoonosis, untuk selanjutnya dilaporkan untuk ditindak lanjuti oleh puskesmas/puskeswan setempat.” Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com