JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Ini Pesan Pendiri NU dan Pendiri Muhammadiyah untuk Guru, Jangan Bertanya Sudah Paham atau Belum

Rias pengantin
Keberhasilan pelajar SMKN 2 Ponorogo Jatim menyabet juara dalam ajang bergengsi Mataraman Art Festival se-Bakorwil Madiun. Dok. SMKN 2 Ponorogo
ย ย ย 

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Berikut ini ada pesan pendiri NU dan pendiri Muhammadiyah untuk guru.

Di antara pesan pendiri NU dan pendiri Muhammadiyah untuk guru adalah guru jangan bertanya sudah paham atau belum. Selain itu seorang guru harus bisa menjadi murid.

Melansir kemenag.go.id, Minggu (27/11/2022), Kementerian Agama menggelar peringatan Hari Guru Nasional tahun 2022. Helat ini dihadiri para Guru dan Kepala Madrasah Kreatif, Inovatif, dan Dedikatif dari berbagai daerah di Indonesia.

Menag Yaqut Cholil Qoumas memberikan apresiasi dan terima kasih atas dedikasi guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Dalam Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim, pendiri NU KH Hasyim Asy’ari mengatakan, memandang semua muridnya dengan pandangan kasih sayang, tanpa membedakan antara murid yang satu dengan yang lain itu adalah watak guru. Salah satu bentuk kasih sayang ini adalah selalu bersedia ditanya dan diminta bimbingan jika murib belum memahami apa yang diajarkan guru. Guru tidak boleh pelit terhadap ilmu yang dimilikinya. Tidak pantas seorang guru menanyakan menanyakan kepada muridnya, apakah kamu sudah paham atau belum, tapi terus ajarkan sehingga murid paham dengan sendirinya,” tutur Menag Yaqut Cholil Qoumas. mengutip nasihat pendiri NU.

Baca Juga :  Yes! Pendaftaran CPNS 2024 Boleh Pakai Meterai Tempel

Mohon untuk tidak berpuas hanya menjadi guru. Jadilah seniman yang selalu melukis pikiran orang-orang,” beber Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Di hadapan para guru, Menag Yaqut Cholil Qoumas juga mengingatkan salah satu pesan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.

“Jadilah guru sekaligus murid. Dengan menjadi guru, dia bertugas untuk menyebarkan ilmu dan gagasan kepada anak didiknya. Sementara menjadi murid, dia harus membuka diri untuk belajar kepada siapa pun dan di mana pun untuk menambah ilmu yang dimilikinya,” kata Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Mengutip filsafat China, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa orang sangat mulia adalah mereka yang mempelopori gerakan moral yang berguna bagi generasinya dan generasi berikutnya. Mereka yang memberikan jasa besar bagi masyarakat pada umumnya. Mereka yang kata-katanya memberi pencerahan dan inspirasi bagi orang lain.

Baca Juga :  SDN 1 Pokoh Kidul Wonogiri Borong 4 Piala Ajang FTBI 2024

“Menjadi tugas saya, selaku Menteri Agama serta tugas jajaran Kementerian Agama, untuk terus berupaya agar para guru pejuang bangsa, mendapatkan fasilitasi semestinya sehingga dapat terus menjalankan tugas terbaiknya,” ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Tantangan kita, terang Menag Yaqut Cholil Qoumas semakin kompleks dan rumit. Guru harus tampil makin gigih, dedikatif, sekaligus kreatif dan inovatif dalam mendidik dan membentuk akhlak siswa.

“Kemajuan teknologi informasi, kadang menyebabkan guru dan murid saling bekejaran dalam penguasaan literasi. Guru masa kini tidak lagi cukup dengan bekal literasi baca-tulis, numerasi, sains, dan sosial-budaya, tapi juga harus menguasai literasi digital,” sebut Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Guru masa kini, sebut Menag Yaqut Cholil Qoumas, dituntut familiar dengan budaya digital. Di dalamnya ada e-learning, e-book, artificial Intelligence, metaverse, metahuman, robotic, coding, dan lain sebagainya. Belum lagi dengan adanya tantangan disrupsi. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com