JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah

Keluarga Ungkap Tubuh Santri Asal Ngawi yang Tewas di Ponpes Sragen Penuh Luka Lebam. Ibunya Tak Henti Menangis

Jenazah santri asal Ngawi yang tewas di Ponpes Masaran Sragen saat disemayamkan di masjid Ponpes. Foto/Wardoyo
   

NGAWI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar kematian tragis seorang santri di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Masaran, Sragen yang diduga dianiaya oleh kakak tingkatnya atau seniornya, akhirnya perlahan mulai terkuak.

Santri malang itu diketahui bernama Daffa Washif Waluyo (15) asal Desa Katikan, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur.

Santri remaja itu diduga tewas setelah dianiaya dan dihajar oleh kakak seniornya di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam di Masaran Sragen, pada Minggu (20/11/2022) dinihari.

Padahal korban adalah anak semata wayang pasangan DMW (43) dan J (38). Tak pelak kejadian itu sangat memukul keluarga terutama orangtuanya.

Bahkan ibu korban tak henti menangis meratapi kepergian putranya secara tragis tersebut.

Ia dan suami tak menyangka putranya yang sehari sebelumnya dijenguk di Ponpes, bakal dipulangkan dalam kondisi tak bernyawa.

Baca Juga :  Usai Laporkan Dugaan Perselingkuhan Suami, Isteri TNI Ini Malah Jadi Tersangka, Begini Penjelasan Polda Bali

“Iya, sehari sebelum meninggal, sempat dijenguk orangtuanya. Kondisinya sehat dan tidak ada apa-apa. Tahu-tahu Minggu (20/11/2022) dinihari dikabari sudah meninggal. Katanya sebelumnya sempat dibawa ke klinik lalu dirujuk ke rumah sakit di Masaran, sudah tidak tertolong,” ujar Udin, salah satu kerabat korban kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (22/11/2022).

Sempat Diotopsi 

Mendapat kabar itu, kedua orang tua korban bergegas ke Ponpes untuk memastikan kondisi putra mereka.

Namun setiba di Ponpes, mereka mendapati korban sudah terbujur dalam kondisi tak bernyawa di masjid ponpes.

Orangtua juga mengungkap sempat kaget mendapati ada luka lebam mencurigakan pada sekujur tubuh korban.

Mereka menduga ada yang tidak beres dan menengarai anaknya tewas karena dianiaya. Keluarga pun langsung melaporkan kejadian yang menimpa anaknya tersebut ke Polsek Masaran.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

“Dari keterangan ponpes anak itu tidak piket kemudian diberi sanksi, kami duga dipukuli. Selanjutnya paginya pondok memberi tahu ponakan saya sudah meninggal dunia. Kami tidak terima dan melapor ini ke polsek Masaran. Sampai ini hasilnya belum ada,” imbuh paman korban.

Informasi yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , jenazah korban sempat diotopsi ke RSUD dr Moewardi Solo.

“Sampai sekarang laporan ke Polsek Masaran juga belum ada pemberitahuan ke keluarga. Harapan keluarga bisa diusut tuntas karena itu nyawa,” imbuh Udin.

Korban meninggal Minggu (20/11/2022) sekitar pukul 02.00 WIB dinihari. Saat ini kasus tersebut dikabarkan sudah ditangani pihak kepolisian.

Sementara jenazah korban langsung dimakamkan ditempat pemakaman umum desa setempat di Kedunggalar, Ngawi, Jatim sore setelah kejadian. JSnews

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com