JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Marak Bullying di Sekolah, Bupati Sragen: Jangan Buru-Buru Menghakimi!

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat berdialog dengan siswa SMAN 1 Sumberlawang. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Banyaknya kejadian bullying (perundungan) di dunia pendidikan akhir-akhir ini mendapat atensi khusus dari Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Bupati menekankan pentingnya menjaga situasi kenyamanan siswa-siswi dalam belajar di sekolah maupun di rumah.

Selain itu, orang nomor satu di Sragen itu menyebut perundungan atau bullying yang terjadi di dunia pendidikan menjadi tanggung jawab seluruh warga sekolah.

“Karena kalau mereka tidak nyaman, pada akhirnya mereka malah tidak mau sekolah. Apabila kenyamanan dapat diciptakan oleh pihak sekolah, maka siswa-siswi yang belajar akan merasa nyaman dan senang menempuh pendidikan di tempat Ia bersekolah,” ungkap Bupati saat memberikan pembinaan bagi para guru dan ratusan pelajar SMA Negeri 1 Sumberlawang, Sragen, Selasa (8/11/2022).

Untuk itu, Bupati mengapresiasi acara Deklarasi Sekolah Anti Perundungan dan Kekerasan yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 1 Sumberlawang tersebut. Menurutnya setiap anak itu adalah istimewa.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

Ia meminta guru atau teman tak buru-buru menghakimi hanya karena seorang anak tidak bisa melakukan kegiatan yang dilakukan anak seusianya.

“Jangan buru-buru menghakimi. Jangan pula membanding-bandingkan anak, karena ketika hidupnya penuh dengan kalimat ‘si A saja sudah bisa begini, kok kamu nggak bisa’ akan membuat anak tertekan,” ungkap Bupati.

Bupati berharap apa yang telah dideklarasikan oleh seluruh warga SMA Negeri 1 Sumberlawang itu bisa dilaksanakan dengan baik, supaya dapat mewujudkan sekolah yang benar-benar anti terhadap perundungan dan kekerasan.

“Sekarang kita jaga, dan dipastikan tidak terjadi lagi di sekolah manapun. Karena kegiatan ini merupakan contoh yang baik, mudah-mudahan ini bisa menjadi percontohan untuk sekolah-sekolah lainnya agar tidak terjadi perundungan dan tetap semangat dalam belajar. Supaya ke depan bisa memiliki daya saing yang tinggi dimasa depan dan jadi orang sukses,” harap Bupati dihadapan ratusan siswa.

Bupati mengakui menjadi guru di era dengan kemajuan teknologi dan sosial media tidak mudah. Terkadang guru bermaksud membina dan mengingatkan siswa, namun belum tentu caranya dianggap benar dan bisa diterima oleh siswa.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

“Ditegur dikira bullying, kalau dibentak katanya tidak ramah anak. Tapi kalau didiamkan saja, dikira kurang perhatian. Saya ingatkan, kewajiban seorang guru adalah menyampaikan apa yang benar. Dan pada era ini kegiatan belajar membutuhkan kreativitas dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan kemajuan teknologi,” terangnya.

Oleh karena itu, Bupati Yuni mengatakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen akan mengevaluasi semua guru di Sragen untuk diberikan pemahaman tentang perundungan.

“InsyaAllah nanti segera semua guru akan kita kumpulkan kita berikan pemahaman bullying ini,” kata Bupati.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Kacabdin Wil 6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Sunarno, pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen, dan Muspika Sumberlawang. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com