
JOGLOSEMARNEWS.COM – Melihat pentingnya penerapan pendidikan karakter bagi anak didik, tidak mengherankan kalau pendidikan karakter demikian gencar digelorakan pada ranah pendidikan di negeri ini.
Bahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, memberikan fokus perhatian untuk pendidikan karakter ini.
Pendidikan karakter dianggap penting, karena kemajuan bangsa salah satu faktor penentunya adalah bagaimana karakter para pemimpin bangsa ini, sebagai produk dari sistem pendidikan di Indonesia.
Budaya S5 merupakan Pendidikan karakter dan budi pekerti yang harus diterapkan pada setiap anak sejak dini.
Pada anak usia sekolah dasar, karakter anak perlu dipupuk melalui pendidikan budi pekerti, karena anak usia sekolah dasar merupakan fondasi awal bagi anak untuk bertumbuhkembang.
Tumbuhkembang tersebut bukan sebatas kecerdasan akademik semata, melainkan juga kecerdasan emosionalnya.
Dengan adanya pendidikan karakter di usia dini, diharapkan siswa dapat menempatkan diri kepada siapa dan di mana mereka berada, serta mampu menghargai dan berperilaku dengan orang lain secara baik.
Menurut (Faozah, 2014), penerapan program 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun) untuk seluruh warga sekolah dapat menguatkan karakter dan menjadikan semua warga sekolah memiliki kepribadian yang baik.
Budaya 5S merupakan salah satu praktik baik yang dilaksanakan setiap hari di sekolah. Pendidik dan tenaga kependidikan menyapa dan menyalami peserta didik yang hadir di sekolah.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan sikap hormat, disiplin, sopan santun dan keakraban antar warga sekolah.
Pada saat ini nilai etika dan budaya di berbagai kalangan khususnya pada generasi muda sudah mulai mengalami pergeseran.
Pergeseran itu meliputi maraknya pergaulan bebas dan ancaman pornografi, kekerasan, dan kerusuhan yang berujung pada tindakan anarkis.
Kondisi karakter pada generasi muda khususnya para peserta didik di sekolah masa sekarang sangat memprihatinkan baik secara emosional, tindakan, maupun perilaku sosial mereka.
Banyak dijumpai tentang pelajar yang saat ditegur oleh Guru karena melakukan kesalahan, mereka malah cenderung melawan kepada Gurunya dengan tindakan yang kurang pantas.
Selain itu ada juga, karena tidak memiliki etika mereka melakukan kekerasan fisik dan mental kepada gurunya, hanya karena masalah yang sederhana.
Dengan adanya pergeseran nilai etika dan budaya inilah penyebab generasi muda saat ini menjadi kehilangan jati dirinya.
Kebanyakan mereka melupakan nilai luhur yang telah ditanamkan kepada dirinya sejak kecil oleh orang tua dan leluhurnya.
Salam merupakan bukti bersikap hormat, jika memberi salam kepada orang lain merupakan bentuk pernyataan hormat.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com