BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pemkab Boyolali kembali menggelar tradisi padusan menjelang Ramadhan atau bulan puasa. Kegiatan tersebut diawali dengan tradisi siraman yang dipusatkan di Umbul Ngabeyan, Pemandian Tirtomarto, Pengging, Kecamatan Banyudono pada Selasa (21/3/2023).
Hadir dalam acara tersebut, Bupati Boyolali M Said Hidayat dan Ketua TP PKK, Desi Adiwarni Hidayat, kepala OPD, Forkopimcan Banyudono dan sejumlah undangan lainnya. Hadir pula Ketua Lembaga Adat Karaton Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau yang biasa disebut Gusti Mung.
Sebelumnya, Bupati dan seluruh rombongan kirab dengan naik andong dari depan Kantor Kecamatan Banyudono ke tempat acara. Kirab juga diikuti pasukan drumband, kelompok sadar wisata dan kelompok masyarakat lainnya. Kirab mendapatkan perhatian masyarakat sekitar.
Adapun ritual siraman dilakukan oleh Bupati terhadap Mas dan Mbak Boyolali. Sedangkan Ketua TP PKK Boyolali, Desi Adiwarni Hidayat melakukan siraman terhadap Mbak Boyolali. Selanjutnya, Mas dan Mbak melakukan ritual mandi di Umbul Ngabeyan.
Dalam sambutannya, Bupati mengungkapkan, padusan merupakan tradisi menjelang bulan suci Ramadhan atau bulan puasa. Masyarakat membersihkan diri sebagai persiapan untuk menjalankan puasa selama sebulan penuh.
“Kami harapkan, masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa sebaik- baiknya,” katanya.
Kepala Dinas Pemuda, Olahragara, dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, Supana menambahkan, tradisi padusan digelar selama dua hari, Selasa- Rabu (21- 22/3). Untuk pembukaan padusan dilakukan di Umbul Ngabeyan, Komplek Umbul Tirtomaro, Pengging, Kecamatan Banyudono.
Namun demikian, padusan digelar masyarakat di sejumlah tempat yang memiliki tempat wisata air. Selain Pengging, kegiatan serupa juga digelar di Umbul Tlatar, Kecamatan Boyolali Kota, Umbul Langse di Desa Nepen, Kecamatan Teras.
Juga Umbul Tirtomulyo, Kecamatan Sawit serta tempat lain yang ada wisata air. Bahkan, di Juwangi pun juga ada serta di kawasan wisata Waduk Cengklik. Pihaknya berharap kegiatan tersebut berjalan lancar dan aman sebagai persiapan masyarakat menjelang Ramadhan.
”Tradisi padusan sempat ditiadakan saat pandemi Covid-19, namun seiring redanya pandemi, maka kegiatan padusan ini digelar lagi,” tandasnya. Waskita
