JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Apa Untungnya Buat Wonogiri? PLTS Apung Waduk Gajah Mungkur Bikin Nelayan dan Petani Kehilangan Lahan

PLTS
Manager Generation Business Development PLN Indonesia Power Puguh Ananta Widya. Joglosemarnews.com/Aris Arianto
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Manager Generation Business Development PLN Indonesia Power Puguh Anantawidya mengatakan PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri merupakan pembangkit listrik yang dihasilkan dari energi matahari.

PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri digadang-gadang menggantikan energi fosil ke depannya.

Kapasitas PTLS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri nanti 100 megawatt.

Puguh Ananta Widya menerangkan, area yang dibutuhkan untuk PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri sekitar 130 hektart di genangan WGM tepatnya di wilayah Desa Boto Baturetno Wonogiri.

Selain itu, luas area darat menggunakan tanah dengan luas sekitar 7,89 hektare.

Menurut Puguh Ananta Widya, listrik yang dihasilkan dari PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu bakal terkoneksi ke gardu induk. Dari PLTS, listrik langsung menuju ke grid dan baru dialirkan ke daerah yang membutuhkan.

Disinggung soal penolakan warga dengan berbagai pertimbangan atas PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu, Puguh Ananta Widya menuturkan ekspose atau sosialisasi itu memang sengaja dilakukan untuk menjadi media konsultasi dan partisipasi masyarakat.

“Jadi artinya kalau ada kekhawatiran atau dampak bisa kita antisipasi. Kita tampung tanggapannya. Nanti bisa kita buat model atau simulasi desain seperti apa yang bisa meminimalkan dampak terhadap masyarakat,” papar Puguh Ananta Widya, Kamis (25/5/2023).

Nantinya, bakal ada sosialisasi lanjutan dengan masyarakat. Sekaligus dengan opsi desain yang bisa meminimalkan dampak bagi masyarakat.

Diakui Puguh Ananta Widya, akan ada dampak pembangunan yang tak bisa dihindari. Namun ada solusi yang ditawarkan, misalnya seperti wisata edukasi. Hal itu menjadi PR bagi pihaknya.

Baca Juga :  23 Orang Meninggal Selama Lebaran 2024

Terkait lokasi, titik itu yang bakal dioptimalkan. Sebab titik itu dinilai saat pasang dan surut masih tergenang air.

“Kurang lebih di titik itu. Kalau pindah, mungkin (diubah) layout-nya saja. Apakah memanjang atau bagaimana jadi dioptimalkan. Tapi kalau areanya kurang lebih area disitu. Hanya layout-nya akan jadi panjang atau lebar nanti kita berdasarkan masukan masyarakat,” kata Puguh Ananta Widya.

Terkait area darat yang juga masuk dalam rencana pembangunan PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu, Puguh Ananta Widya menerangkan akan ada beberapa opsi. Apakah lahannya bisa dioptimalkan atau opsi lain. Dia tak menutup kemungkinan, lahan darat seluas 7,89 hektar bisa saja tak digunakan seluruhnya.

“Ini kan masih berkelanjutan, masih kita godog,” beber Puguh Ananta Widya

Lebih jauh, Puguh Ananta Widya menerangkan rencananya PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu bakal selesai di 2024 awal. Itu berarti PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri beroperasi saat itu juga.

“Kalau nilainya (nilai proyek) saya kurang tau pasti. Mungkin sekitar 80 juta dolar. Sekitar 1 triliunan ya,” kata Puguh Ananta Widya.

Sebagaimana diwartakan rencana pembangunan PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri mendapatkan penolakan dari warga.

Diketahui, PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu rencananya bakal dibangun di genangan WGM yang masuk di wilayah Desa Boto Baturetno.

Baca Juga :  Geger Diduga Korban Pembunuhan, Penemuan Kerangka Manusia di Setren Slogohimo Wonogiri, Ada Bekas Terbakar

Penolakan warga muncul saat sosialisasi dan konsultasi publik pembangunan proyek PLTS terapung di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri Kamis (25/5/2023). Penolakan warga dilandasi kekhawatiran akan PLTS itu.

Misalnya saja, nelayan Desa Boto dan sekitarnya yang bakal kesulitan menangkap ikan. Dimana, PLTS itu nantinya bakal berdiri di area yang kerap menjadi jujugan nelayan saat mencari ikan ketika musim kemarau.

Belum lagi, protes petani yang lahan pasang shrut yang biasa digarap turut terdampak proyek itu. Meski begitu, ada juga yang mendukung meski tak sebanyak yang mengeluhkannya. Yang jelas, masyarakat meminta ada solusi atas rencana tersebut.

Kades Boto Edi Suroso Bambang Setiawan mengatakan masyarakat baru menerima informasi terkait dampak akibat pembangunan. Belum mendapatkan informasi lebih jauh terkait hal lainnya.

Kades Boto Edi Suroso Bambang Setiawan menerangkan, salah satu yang menjadi kekhawatiran warganya karena lokasi yang rencananya bakal didirikan PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu adalah titik yang sangat digantungkan warga. Utamanya adalah warga yang bekerja sebagai nelayan.

Warga, kata Kades Boto Edi Suroso Bambang Setiawan, menolak jika lokasi itu menjadi titik berdirinya PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Warga berharap, PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri bisa bergeser ke daerah lainnya.

Semisal tidak berpindah, imbuh Kades Boto Edi Suroso Bambang Setiawan, warga bisa mendapatkan solusi. Dimana kelangsungan hidup mereka bisa terjamin. Misalnya dengan dipastikannya mata pencaharian lainnya. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com