JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Gabungkan Konsep Konservasi dan Budaya, Indrokilo Boyolali Terima Penghargaan Kebun Raya Terbaik Nasional

Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) menerima penghargaan Kebun Raya terbaik Nasional oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional, Kemendikbudristek. Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) menerima penghargaan Kebun Raya terbaik Nasional oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional, Kemendikbudristek. KRIB mampu menyisihkan 46 Kebun Raya lain termasuk Kabun Raya Bogor dan Balikpapan.

KRIB unggul dengan menggabungkan konsep konservasi dan budaya. KRIB memperoleh penghargaan terbaik 1 dalam pembangunan dan pengelolaan kebun raya di Indonesia.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) Megawati Sukarnoputri didampingi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Kebun Raya Bogor pada Rabu (17/5/2023). Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Suraji mewakili KRIB menerima langsung penghargaan tersebut.

Kegiatan ini termasuk dalam rangkaian acara Temu Pengelola Kebun Raya Indonesia, BRIDA dan Alumni Kalpataru.

“Ada 47 Kebun Raya binaan BRIN, dan kita nomor satu. Sebenarnya, kalau ditanya soal usia dan konservasinya, tentu kita jauh. KRIB baru berusia tujuh tahun,” ujar Suraji,

Jumat (19/5/2023). Kemudian, tanaman-tanaman besar yang ada di sana juga bukan tanaman koleksi yang sudah ada sejak sebelum dibangun. Tapi, yang membuat KRIB mendapat penghargaan terbaik karena konsep konservasi KRIB dengan percampuran budaya.

Ditambahkan, master plane pendirian KRIB juga bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). KRIB menjalankan tiap rancangan tersebut dengan baik, bahkan mentaati hampir 100 persen. Baik pengembangan fisik, non fisik, hingga sumber daya manusia (SDM). Selain itu, pemkab memberikan dukungan besar dalam pengembangan KRIB sejak 2016 silam hingga 2023.

Baca Juga :  Miris, Anak Belasan Tahun di Boyolali Ini Kuras Perhiasan, HP dan Uang Milik Tetangganya

“Dari awal membangun sampai sekarang, sudah habis Rp 41,5 miliar. Itu dari tahun 2016 – 2023 dan saat ini ada sembilan tema yang sudah dibangun, tinggal melengkapi saja.”

KRIB memiliki arena konservasi berupa garden, koleksi tanaman dan area taman atau park (Wisata,red). Intinya kebun raya itu untuk garden, konservasi.

“Namun, kami juga garap park-nya. Gabungan konservasi dan budaya,” katanya

Adapun konsep budaya dituangkan dalam penamaan tiap tematik. Seperti tanaman obat Nakula. Pemilihan nama Nakula merujuk pada anak bungsu kembar dalam Pandawa. Nakula, tak hanya kesatria tapi juga seorang tabib.

Kemudian, ada taman paku-pakuan yang merupakan tumbuhan pertama yang hidup di muka bumi. Tumbuhan tersebut bernama Abyasa, yang juga leluhur Pandawa.

Ada tanaman konservasi yang menjadi kekuatan KRIB. Taman tersebut dinamakan Bima, karena merujuk tokoh Pandawa yang kuat. Lalu, area tematik tanaman kehormatan yang dinamakan Yudistira. Sebab, dalam cerita Pandawa, Yudistira atau Puntodewo merupakan anak pertama sekaligus pemimpin. Lalu ada juga taman Arjuna yang merujuk pada tematik tanaman buah lokal.

Modelnya dengan penamaan seperti itu, dengan menggabungkan budaya tadi, dengan karakteristik dari wayang dan tokoh-tokoh Pandawa dan keluarganya.

Baca Juga :  Menhub Budi Karya Kunjungi Pos Terpadu Ops Ketupat Candi 2024 Polres Boyolali

Lalu yang kedua yang menarik berupa bangunan-bangunan ikonik. Yang paling banyak dikunjungi Bahtera Nabi Nuh, Area kehormatan yang paling banyak dikunjungi. Termasuk Gerbang Pasingsingan, itu ceritanya Mahesa Jenar.

“Nah itu ceritanya yang bagi BRIN menarik.”

Adapun koleksi KRIB saat ini mencapai 300-an spesies dan seribuan spesimen di lahan seluas 8,9 hektare.
Tanaman koleksi di KRIB berasal dari tiga sumber. Pertama, hasil eskplorasi yang jelas asal tanamannya. Kedua hasil tukar menukar dengan kebun raya lain, dan ketiga dari pihak lain namun, harus jelas sumbernya.

“Tanaman yang masuk dibuatkan semacam KTP tanaman dengan kejelasan asalnya. Sedangkan koleksi tanaman di KRIB merupakan tanaman hutan hujan dataran rendah Jawa bagian Timur.”

Dari sisi wisata, lanjut dia, KRIB sudah cukup baik. Dengan konsep berbayar yang mulai diterapkan pada 2022 ini, mampu menyumbang PAD sebesar Rp 1,04 miliar dari tiket sampai persewaan.

“Tingkat kunjungan kita pada 2022 lebih dari 170 ribu pengunjung. Perharinya rata-rata ada lima ribuan pengunjung. Sedangkan dari segi penelitian, ada sekira 70-an penelitian baik skripsi, thesis maupun mahasiswa KKL. Keberadaan KRIB diinisiasi oleh mantan Bupati Boyolali Seno Samudro. Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com