
JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Terdakwa kasus peredaran narkotika jenis sabu, akhirnya dijatuhi vonis seumur hidup oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (9/5/2023).
Vonis Teddy Minahasa tersebut lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yang menuntutnya dengan hukuman mati.
Sidang vonis Teddy Minahasa tersebut berlangsung sekitar hampir empat jam lamanya. Saat memasuki puncaknya sekitar 13.00 WIB ketika Majelis Hakim membacakan putusannya.
“Mengadili, menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara seumur hidup,” ujar Hakim Ketua, Jon Sarman Saragih dalam persidangan.
Kemudian terdengar suara pengunjung bersorak kecewa karena vonis Teddy Minahasa tersebut lebih rendah dari tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum.
Sebagaimana diketahui, dalam kasus tersebut, Irjen Pol Teddy Minahasa telah dituntut hukuman mati oleh jaksa penuntut umum (JPU).
“Menuntut menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Teddy Minahasa Putra dengan hukuman mati,” ujar jaksa dalam persidangan Kamis (30/3/2023).
JPU meyakini, Irjen Teddy Minahasa bersalah melakukan jual-beli narkotika jenis sabu.
Kemudian JPU juga menyimpulkan bahwa Teddy terbukti melanggar Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP.
Oleh sebab itu, JPU meminta agar Majelis Hakim menyatakan Teddy Minahasa bersalah dalam putusan nanti.
“Menuntut, menyatakan terdakwa Teddy Minahasa Putra telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP sesuai dakwaan pertama kami,” ujar jaksa.
Dalam tuntutan mati bagi Teddy, jaksa tak mempertimbangkan satu hal pun untuk meringankan.
“Hal-hal yang meringankan: tidak ada,” ujar jaksa penuntut umum.
Sementara hal-hal yang memberatkan, jaksa mempertimbangkan delapan hal dalam tuntutan Teddy Minahasa.
Pertama, Teddy dianggap turut menikmati keuntungan hasil penjualan narkotika jenis sabu.
Kedua, Teddy mestinya menjadi garda terdepan dalam memberantas peredaran narkoba karena merupakan aparat penegak hukum.
“Namun terdakwa justru melibatkan dirinya dan anak buahnya dengan memanfaatkan jabatannya dalam peredaran gelap narkotika,” kata jaksa penuntut umum.
Ketiga, perbuatan Teddy dianggap merusak kepercayaan publik kepada institusi penegak hukum, khususnya Polri.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com