![2308 - mega Megawati menyinggung kasus pembelotan Budiman Sudjatmiko](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2023/08/2308-mega.jpg?resize=640%2C360&ssl=1)
YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski menganggap sebagai dansa politik, namun Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri tampaknya menganggap kasus “membelotnya” Budiman Sudjatmiko dengan mendukung Prabowo Subianto sebagai persoalan serius.
Nyatanya, setelah kasus Budiman Sudjatmiko tersebut, Megawati berpesan kepada pengurus daerah untuk memperhatikan kader-kadernya agar tidak dilirik dan dibajak partai lain.
Pasalnya, jika hal itu sampai terjadi dapat membuat PDIP kehilangan sosok potensial untuk meraup suara.
Pernyataan tersebut disampaikan Megawati menyusul kader PDIP, Budiman Sudjatmiko yang mendukung bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
“Pengurus daerah harus hati-hati, kalau ada bisik-bisik si A kelihatan mau diambil, sudah langsung drop saja sebelum dicalonkan,” kata Megawati saat dialog dan konsolidasi pemenangan partai di DPD PDIP Yogyakarta, Selasa (22/8/2023) kemarin.
Sebab, menurutnya, jika kader itu terlanjur ditetapkan sebagai daftar calon sementara (DCS) oleh KPU, maka partai akan rugi dua kali.
“Setelah dicopot partai, nomor kader itu tidak bisa diganti dan kosong, kita rugi orang dan rugi partai,” kata dia.
Selain itu, Megawati juga meminta kader tidak terpancing dengan situasi politik yang bisa membuat orang berubah haluan secara cepat. Dia meminta para kader PDIP tetap fokus bekerja untuk memenangkan Pemilu 2024 mendatang.
“Meneng wae, nyambut gawe (diam saja, terus bekerja), turun ke akar rumput, sapa rakyat, karena tak ada jalan lain (untuk memenangakan Pemilu),” kata dia.
Megawati menjelaskan, tahapan yang harus dilalui jika ingin mempertahankan kemenangan di Pemilu 2024 sangat terjal.
Ia mengibaratkan pemilu sebagai pesta demokrasi tak lain seperti perang dengan kondisi yang berbeda.
“Perang yang sekarang kan lewat udara bisa melalui survei, medsos dan media, kalau kita solid dan kerja keras, akan menang,” ujarnya.
Sentil Budiman
Megawati sebelumnya menyentil Budiman dengan menganalogikan orang yang tengah berdansa. Dia menyatakan hal itu pernah dia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
“Sekarang kasus Budiman, Presiden Jokowi saat akan selesai periode kedua ini, sempat memanggil saya dan bertanya, ‘Bagaimana suasana Pemilu(2024) nanti?’,” katanya.
Mendapat pertanyaan Presiden Jokowi itu, Megawati pun lantas menjawabnya.
“Saya bilang kepada Pak Jokowi, “Tahu nggak soal dansa ? Dansa itu bisa sendiri, berdua dan rame-rame atau bisa slow motion dan bermacam gaya, zumba, rock and roll,” kata Megawati kepada Jokowi.
“Dansa juga bisa berganti pasangan, lalu Pak Jokowi tertawa dan bilang langsung paham,” katanya.
Perumpamaan itulah yang digambarkan Megawati untuk menjelaskan sikap Budiman. Menurutnya, manuver yang dilakukan Budiman hal yang sangat wajar dalam dunia politik yang selalu dinamis.
Budiman tanggapi Megawati
Budiman merasa senang dengan pernyataan ketua umum partainya, Megawati. Budiman menilai respons Presiden Indonesia ke-5 tersebut tanda kematangan dalam menyikapi dinamika politik.
Budiman kemudian mengatakan bahwa pernyataan serupa pernah disampaikan saat dirinya berkunjung ke kediaman Megawati.
“Bahwa menjelang politik ini biasa ada dasa dasi dan dinamika, itu suatu proses yang wajar,” katanya saat ditemui di acara Kopdarnas PSI di Tennis Hall Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (22/8/2022).
Budiman juga mengatakan dengan kematangan Megawati menyikapi dinamika politik, maka saat ini yang dibutuhkan adalah bagaimana menghadirkan dialog-dialog yang dingin.
“Supaya tidak tegang,” kata dia.
Budiman kemudian berdalih bahwa pertemuannya dengan Prabowo Subianto dalam agenda persatuan nasional. Pertemuan itu dimaksud Budiman menciptakan Pemilu yang berbeda.
“Harus segera kita hitung berapa banyak biaya sosial dalam politik yang diakibat oleh polarisasi politik, bahaya sekali, kalau kita masih dengan hal yang sama. Menurut saya banyak hal yang dilakukan oleh Pak Prabowo justru mencontoh pendukung Pak Jokowi dan itu adalah bekerja,” katanya.
Diketahui sebelumnya, Budiman secara resmi mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo untuk maju di Pilpres 2024 di Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat, 18 Agustus 2023. Langkah Budiman itu mendapatkan reaksi dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto menyatakan ada dua opsi bagi Budiman: mundur atau dipecat dari PDIP.