
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Musim kemarau di Wonogiri tak hanya membawa dampak kekeringan dan kebakaran hutan. Fenomena alam ini juga membawa kembali kenangan masa lalu yang terkubur di bawah genangan air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.
Seiring menyusutnya volume air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, puluhan puing-puing makam kuno kembali muncul di bibir waduk, tepatnya di wilayah Kelurahan Wuryantoro Kecamatan Wuryantoro. Makam-makam tersebut berserakan tak beraturan, ada yang masih utuh, ada juga yang tinggal puing-puingnya.
Pantauan di lapangan, sebagian makam kuno tersebut rusak karena terkikis air. Namun, di beberapa makam masih terlihat samar-samar tulisan yang menandakan kapan makam tersebut dibuat. Usianya bervariasi, ada yang tertulis tahun 1977, 1978, bahkan ada yang tahun 1957.
Tulisan tersebut menjadi bukti bahwa di area genangan waduk tersebut dulunya terdapat peradaban yang sudah lama berdiri. Sebelum pembangunan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri ,wilayah tersebut merupakan permukiman warga.
Sekitar puluhan ribu warga Wonogiri harus bertransmigrasi ke sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan luar Jawa demi kepentingan pembangunan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Mereka harus meninggalkan kampung halaman dan meninggalkan makam-makam leluhur mereka.
Camat Wuryantoro Sumardjono Fadjari mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, ada sejumlah bekas desa/kelurahan di wilayahnya yang kembali muncul ketika kemarau.
“Rumah dan kuburan itu ikut terkena genangan saat proyek pembangunan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu. Makam itu memang ada sebelum pembangunan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri,” jelas Camat Wuryantoro Soemardjono Fadjari, Senin (11/9/2023).
Menurut Camat Wuryantoro Soemardjono Fadjari, bekas makam kuno itu muncul ketika musim kemarau. Ketika musim penghujan, genangan air waduk menenggelamkan makam kuno tersebut.
“Surutnya ini sejak Agustus kemarin sudah mulai, sampai sekarang (surut),” ujar Camat Wuryantoro Soemardjono Fadjari.
Camat Wuryantoro Sumardjono Fadjari mengatakan, ketika makam-makam itu kembali muncul, tidak ada warga yang berziarah. Sebab, makam-makam tersebut diduga milik warga terdahulu yang keluarganya ikut bertransmigrasi.
“Makam-makam itu sudah lama tidak terurus,” jelas Camat Wuryantoro Soemardjono Fadjari. Aris Arianto
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com