YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Puluhan tahun berkecimpung di dunia teater, membuat seniman monolog asal Yogyakarta, Butet Kartaradjasa mampu membedakan mana gerakan atau gestur tubuh seseorang yang sifatnya spontanitas dan yang dipersiapkan.
Dan untuk itu, ia yakin gaya Cawapres Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo saat tampil dalam debat pada Minggu (21/1/2024) memang sudah disiapkan untuk melecehkan lawan debatnya.
Sorotan pegiat Teater Gandrik itu terutama saat cawapres dari Prabowo Subianto itu menanggapi jawaban dari Cawapres Mahfud MD.
Suami Selvi Ananda itu bergaya celingukan sembari telapak tangannya diletakkan di atas pelipis, seolah-olah melihat benda jauh nun di sana.
“Gerakan yang dia (Gibran) lakukan itu bukan gerakan spontan, dia sudah mempersiapkan hanya untuk melecehkan lawannya,” kata Butet di Yogyakarta, Senin (22/1/2024).
Puluhan tahun berkecimpung di dunia teater, Butet menilai gerakan yang lahir dari spontanitas dan dipersiapkan sangat terlihat berbeda.
“Itu bukan gerakan improvisasi dan spontan, tapi benar-benar sudah dipersiapkan, akhirnya yang saya khawatirkan terjadi,” kata Butet.
Butet menuturkan, kekhawatiran yang ia maksud yakni publik harus melihat dengan vulgar, bagaimana seorang yang masih muda tampil dalam forum sangat resmi dan nasional namun tuna etika.
“Itu tidak sepantasnya dilakukan dalam forum nasional, forum yang sangat resmi. Saya tidak tahu bagaimana orang tuanya membelajarkan etika kepada dia,” kata Butet.
“Saya tidak bisa membayangkan, kalau orang yang tak memiliki adab kepada orang tua seperti itu akhirnya terpilih menjadi pemimpin di negeri yang masih menjunjung adab dan etika ini,” imbuh Butet.
Yang lebih disesalkan Butet, karakter yang muncul dan dipertontonkan Gibran lewat debat itu mau tak mau menyeret pada orang tua yang bertanggungjawab mendidiknya.
“Sebagai orang tua umumnya, hal paling elementer mendidik anak adalah etikanya. Bagaimana agar anak itu bisa menempatkan diri, kapan saatnya bercanda, kapan saatnya serius,” imbuh Butet.
Butet pun mengaku, sebagai warga awam nonpartisan, ia turut kecewa dan tersinggung. Ketika dalam sebuah forum resmi kenegaraan diwarnai aksi Gibran itu.
“Saya merasa kecewa, ini bukan masalah anak muda bebas berekspresi, sebab masih banyak anak muda yang mengerti tata krama di sana,” kata dia.