JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Luhut: Faisal Basri, Intelektual Berani yang Selalu Jaga Integritas

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk "Menemukan Jalan Subsidi BBM Tepat Sasaran" di Gedung Tempo, Jakarta pada Selasa (30/8/2022) / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya ekonom senior, Faisal Basri, pada Kamis (5/9/2024).

Luhut mengakui bahwa ia sering mendengar dan mempertimbangkan kritik yang disampaikan oleh Faisal selama bertahun-tahun.

“Saya mendengar setiap kritik yang beliau sampaikan. Saya sangat terkejut dengan berita ini, dan saya berusaha untuk hadir secara langsung ke sini. Selamat jalan, Pak Faisal, kami akan tetap melanjutkan apa yang pernah Anda kritik,” ungkap Luhut saat memberikan penghormatan terakhir di rumah duka di kawasan Gudang Peluru, Jakarta Selatan.

Dalam pernyataan tertulis yang diterbitkannya, Luhut mengaku merasa sangat kehilangan dengan kepergian Faisal Basri. Ia menyebut almarhum sebagai tokoh ekonomi yang memiliki peran penting dalam perkembangan kebijakan ekonomi Indonesia, terutama sejak era reformasi.

Luhut juga mengenang pertemuan terakhirnya dengan Faisal pada tahun 2021, setelah Indonesia berhasil melewati gelombang pertama pandemi Covid-19. Saat itu, Faisal memberikan masukan penting terkait strategi penanganan pandemi, terutama dalam hal PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang berdampak besar pada keseimbangan ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Baca Juga :  Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Walhi: Jual Kedaulatan ke Negara Lain, Susi Pudjiastuti Menangis

“Pertemuan terakhir kami pada tahun 2021 sangat berkesan. Pak Faisal memberikan masukan yang sangat membantu dalam merumuskan kebijakan PPKM, di mana beliau menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara sektor kesehatan dan ekonomi,” jelas Luhut dalam keterangan tertulisnya.

Selain terlibat dalam diskusi soal pandemi, Faisal Basri juga dikenal sebagai pengkritik konstruktif terhadap sejumlah kebijakan pemerintah, termasuk hilirisasi nikel yang menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan Joko Widodo. Luhut mengakui bahwa meskipun sering berbeda pandangan, dia selalu menghargai setiap kritik dan masukan dari Faisal.

“Pak Faisal tidak jarang berbeda pendapat dengan saya, terutama soal hilirisasi nikel. Namun, saya selalu menghargai pandangannya yang tajam dan berbasis pada analisis yang mendalam,” kata Luhut.

Lebih lanjut, Luhut menyampaikan bahwa meskipun kerap berseberangan dalam banyak hal, ia sangat menghormati integritas dan keberanian Faisal Basri dalam menyuarakan pendapatnya. Luhut memuji karakter Faisal yang lugas namun tetap rendah hati, serta selalu bersedia berdiskusi meskipun pandangan mereka berbeda.

Baca Juga :  Kisruh Internal Kadin, Menkumham Tunggu Keppres, Penolakan Arsjad Rasjid Bakal Sia-sia?

“Pak Faisal itu orang yang selalu tegas dan berani, tapi juga rendah hati. Dia selalu mendengarkan dengan baik dan tak pernah menggunakan kritik untuk menjatuhkan, melainkan untuk memperbaiki. Saya sangat menghargai prinsip-prinsip beliau,” ungkap Luhut.

Di akhir pernyataannya, Luhut menggambarkan Faisal Basri sebagai sosok intelektual yang konsisten dan teguh memegang prinsipnya, bahkan ketika berada di pihak yang berbeda dengan pemerintah. Menurutnya, Indonesia telah kehilangan salah satu pemikir terbaik yang selalu berupaya membangun melalui kritik yang membangun.

“Indonesia kehilangan seorang pemikir besar. Semoga segala pengabdian dan jasa beliau menjadi amal baik, dan beliau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” tutup Luhut.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com