WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM —
Warga Wonogiri lagi-lagi harus super irit! Dompet makin tipis, pengeluaran makin membengkak. Bukan karena gaya hidup mewah, tapi karena dua momen yang datang bersamaan: musim hajatan dan tahun ajaran baru anak sekolah!
Kondisi ini bikin warga kelimpungan. Banyak yang memilih menahan belanja, hanya fokus pada pengeluaran wajib saja.
“Tiap minggu undangan nikahan datang. Belum lagi anak masuk sekolah, seragam, buku, uang pangkal. Bisa habis jutaan rupiah,” ujar Rinto, warga Wonogiri, Rabu (4/6/2025).
Bagi sebagian warga, menghadiri hajatan bukan sekadar datang makan enak, tapi juga soal “amplop” dan barang bawaan untuk membantu keperluan dapur si empunya hajatan. Di sisi lain, kebutuhan anak sekolah tak bisa ditunda. Jadilah warga putar otak agar cukup hingga akhir bulan.
Alhasil, pasar sepi. Pedagang pun gigit jari.
“Biasanya belanja banyak, sekarang cuma beli seperlunya. Dagangan jadi susah laku,” ungkap Minah, pedagang sembako.
Fenomena ini diperkuat data dari BPS Wonogiri. Dalam sebulan terakhir, Wonogiri mengalami deflasi 0,54%, salah satu yang tertinggi di Jawa. Turunnya harga-harga bukan karena berkah, tapi karena masyarakat tak mampu belanja lebih banyak!
Kategori makanan, minuman, dan tembakau bahkan mencatat deflasi 1,42% secara tahunan.
Padahal, harga kebutuhan pokok seperti bawang merah, cabai rawit, dan bawang putih sedang turun. Tapi tetap saja pembeli lesu.
Bupati Wonogiri Setyo Sukarno angkat suara soal ini. Ia menyebut kondisi ini sebagai dampak ekonomi nasional dan global, tapi juga mengakui adanya beban tahunan yang menghantui warga, seperti musim hajatan dan sekolah baru.
“Kalau penghasilan rakyat meningkat, mereka pasti belanja. Maka solusi jangka panjang adalah memperkuat sektor ekonomi produktif,” tegasnya.
Sebagai langkah awal, Pemkab Wonogiri menggenjot pembangunan sumur pantek untuk memperkuat pertanian. Selain itu, pemerintah juga tengah memburu investor baru agar lapangan kerja semakin terbuka.
📉 PERINGATAN SERIUS!
Jika situasi ini terus dibiarkan, daya beli masyarakat bisa makin ambruk. Musim hajatan dan sekolah baru bukan hanya soal kebahagiaan, tapi juga ancaman bagi ekonomi rumah tangga jika tak dikelola dengan bijak! Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.