JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kerabat calon presiden Prabowo Subianto, Ramyadjie Priambodo, yang diduga terlibat dalam tindak pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Central Asia (BCA) akhir Februari 2019, mengingatkan akan sejumlah kasus skimming kartu ATM di perbankan nasional.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Kepolisian Daerah Metro Jaya menginformasikan, bank swasta itu dibobol sejumlah oknum pada akhir Februari lalu. Salah satu oknumnya diduga kerabat calon presiden Prabowo Subianto, Ramyadjie Priambodo.
Bendahara Tunas Indonesia Raya (Tidar), organisasi sayap Partai Gerindra itu diduga membobol ATM BCA senilai Rp 300 juta. Kasus skimming sejatinya tak hanya menjerat BCA, namun sejumlah bank di Tanah Air pernah didera perkara serupa.
Berikut ini kasus-kasus skimming bank dalam negeri yang pernah diliput kasus skimming selama 3 tahun terakhir.
- BRI, Oktober 2016
Bank Rakyat Indonesia (BRI) pernah terjerat skimming pada tahun 2016. Pada Oktober tahun itu, sejumlah nasabah di Nusa Tenggara Barat mengeluh kehilangan uang dengan jumlah beragam. Setelah ditelaah, pemimpin BRI wilayah DPR kala itu, Dedi Sunardi, mengatakan ada 515 nasabah mengaku kehilangan uang, yang bila ditotal jumlahnya mencapai Rp 2,7 miliar.
Bank BRI saat itu lantas berkomitmen mengembalikan dana nasabah. Dana itu dikembalikan dengan cara dikreditkan kembali ke rekening nasabah dengan nilai yang utuh.
- BRI, Maret 2018
Sejumlah nasabah Bank BRI kembali mengaku kehilangan uangnya pada Maret 2018 lalu. Belasan nasabah BRI Unit Ngadiluwih, misalnya, mengaku tabungannya raib dengan nominal Rp 2-3 juta. Saat itu, Bank BRI meminta nasabah memblokir rekening masing-masing karena jumlah dana di rekeningnya berkurang atau hilang secara misterius.
- 13 Bank, Maret 2018
Pada triwulan pertama 2018, jumlah perbankan yang menjadi sasaran tindak pembobolan nasabah atau skimming terus bertambah. Tak cuma BRI, ada beberapa bank besar lain di Indonesia yang bermasalah dengan skimming.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi pada kala itu, Nico Afinta, menyatakan sejumlah nasabah dari empat bank terbesar di Indonesia berhasil dicuri atau dibobol (mengalami skimming). Keempatnya adalah BRI, Bank Negara Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan BCA.
Total, saat itu, ada 13 bank di seluruh Indonesia yang tersebar di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta, yang terjerat skimming. Kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah. Adapun barang bukti yang disita adalah 1480 buah kartu palsu.
- Bank Mandiri, Maret 2018
Bank Mandiri terjerat kasus skimming pada Maret 2018. Skimming terjadi di Jawa Timur. Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo kala itu mengatakan kerugian dana nasabah yang diduga akibat skimming atau penyadapan data kartu debit di Surabaya, Jawa Timur, tidak banyak. Paling banter sekitar Rp 150 juta menurut dia.
Setelah skimming, belasan nasabah Bank Mandiri antre mengurus pemblokiran rekening di kantor Bank Mandiri KCP Surabaya Graha Pena. Para nasabah tersebut melakukan pemblokiran rekening karena saldo di rekening mereka raib secara misterius dan diduga akibat skimming.
- BCA, Februari 2019
Bank Central Asia atau BCA terjerat kasus skimming pada Februari 2019. Tindak kriminal pembobolan ATM BCA oleh oknum ini sebelumnya dibongkar oleh Polda Metro Jaya. Skimming diduga dilakukan oleh kerabat jauh Prabowo Subianto, Ramyadjie Priambodo. Adapun Ramyadjie dikenal sebagai bendahara Tunas Indonesia Raya (Tidar), organisasi sayap Partai Gerindra. Dalam laporan yang disampaikan polisi, BCA mengalami kerugian Rp 300 juta.