Beranda Umum Internasional Krisis APD, Para Perawat Ini Terpaksa Pakai Kantong Sampah untuk Lindungi...

Krisis APD, Para Perawat Ini Terpaksa Pakai Kantong Sampah untuk Lindungi dari Corona

Perawat di Rumah Sakit Mount Sinai West, New York, terpaksa memakai kantong sampah karena kurangnya alat pelindung (APD) virus Corona (COVID-19) / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Minimnya alat pelindung diri (APD) bagi para petugas medis dalam menghadapi virus corona saat menangani pasien, ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia.

Di negara adi daya Amerika Serikat (AS) pun, hal serupa terjadi. Minimnya persediaan APD,   membuat perawat di salah satu rumah sakit di New York ini menggunakan trash bag atau kantong sampah untuk pakaian pelindung.

Hingga Rabu malam, hampir 33.000 kasus telah dikonfirmasi di New York, meningkat lebih dari 7.000 dari hari sebelumnya.

Setidaknya 366 orang telah tewas di New York hingga Rabu. New York City yang padat membuatnya menjadi pusat penyebaran paling rentan dengan lebih dari 20.000 kasus di lima wilayah pada Rabu malam.

Kantor wali kota New York mengatakan korban tewas telah melonjak menjadi 280 orang, peningkatan terbesar dalam kematian di kota New York sejauh ini, atau 28 persen jumlah total kematian di seluruh Amerika Serikat, menurut laporan NBC New York, 26 Maret 2020.

Salah satu rumah sakit di New York City, Rumah Sakit Elmhurst di Queens, memiliki 13 pasien yang dirawat karena COVID-19 meninggal dalam kurun waktu 24 jam, menurut NYC Health & Hospitals.

Sebuah foto yang dibagikan di Facebook menunjukkan tiga perawat di Rumah Sakit Mount Sinai West berpose di lorong dengan memakai kantong plastik hitam besar yang dibuat menjadi pakaian pelindung sementara.

Salah satu dari mereka bahkan memegang kotak terbuka berisi 20 kantung sampah Hefty “Strong” berukuran 33 galon yang mereka gunakan untuk jubah pelindung.

“TIDAK ADA LEBIH BANYAK GAUN DI RUMAH SAKIT,” kata keterangan Facebook, dikutip dari New York Post.

“TIDAK ADA BANYAK MASKER DAN (terpaksa) MENGGUNAKANNYA KEMBALI … PERAWAT KEHABISAN MASKER SELAMA KRISIS COVID-19.”

Unggahan tersebut disertai tagar #heftytotherescue, #riskingourlivestosaveyours dan #pleasedonateppe, di mana “ppe” mengacu pada Personal Protective Equipment.

New York Post melaporkan salah satu asisten manajer keperawatan di rumah sakit tersebut, Kious Kelly yang berusia 48 tahun, meninggal Selasa malam setelah dites positif virus Corona sekitar dua minggu lalu.

Perawat menggambarkan kekurangan ini sudah berlangsung setahun terakhir. Mereka bahkan harus menyembunyikan persediaan APD mereka sendiri dan pergi ke unit lain untuk mencari APD karena bahkan ruang penyimpanan sudah kosong.

“Tetapi ketika kami mulai mendapatkan pasien COVID-19, itu menjadi kritis,” kata perawat tersebut.

Sumber perawat mengatakan mereka menggunakan APD yang sama antara pasien yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi, dan karena tidak ada lagi jubah cadangan di rumah sakit, mereka memakai kantong sampah untuk menghentikan penyebaran infeksi.

“Kami harus menggunakan kembali masker, jubah, dan pelindung wajah kami,” kata seorang perawat. “Kami diberi tahu: Kalian mendapatkan satu sepanjang waktu sampai krisis ini selesai,” katanya.

Perawat itu juga mengatakan berbagai barang, termasuk masker, tisu, dan pembersih tangan Purell, selalu habis setiap malam.

Ketika dihubungi New York Post pada Rabu, seorang juru bicara rumah sakit membantah bahwa mereka tidak memiliki peralatan yang tepat dan tidak melindungi staf mereka.

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan pada hari Rabu bahwa pengiriman bahan yang dikirim ke rumah sakit setempat telah meringankan kekurangan perlengkapan medis tersebut, dikutip dari Fox News.

Gubernur Andrew Cuomo juga mengatakan bahwa jumlah rawat inap sebenarnya dari kasus COVID-19 meningkat lebih cepat dari yang diproyeksikan di New York, ketika ia memperingatkan lonjakan kasus virus Corona akan menghantam sistem perawatan kesehatan New York hanya dalam beberapa minggu.

www.tempo.co