JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Jarang Terekspos, Istri Dandim Sragen Ternyata Penggemar Berat Batik. Rela Datang ke Perajin dan Belajar Mbatik 

Istri Dandim Sragen, Ny Dita Camas, saat memimpin ibu-ibu Persit Kodim Sragen belajar membatik. Foto/Wardoyo
   
Istri Dandim Sragen, Ny Dita Camas, saat memimpin ibu-ibu Persit Kodim Sragen belajar membatik. Foto/Wardoyo

SRAGEN- Sebagai istri seorang pejabat di institusi Kodim Sragen, keseharian Ny Dita Camas Sigit Prasetyo tentu banyak diwarnai kesibukan di kegiatan internal. Namun, ternyata ada hobi lain yang selama ini jarang terekspos.

Ya, siapa sangka istri pucuk pimpinan Kodim 0725 Sragen itu punya kecintaan besar terhadap batik. Berangkat dari situlah, ia bahkan rela mengajak ibu-ibu anggota Persit Kodim 0725/Sragen untuk jauh-jauh datang ke desa batik di Masaran untuk belajar teknik membatik.

Rabu (26/9/2018), Dita secara khusus menekuni seni membatik di gerai batik Windasari di Masaran.

Baca Juga :  Pra Popda Karisidenan Surakarta Digelar di Sragen, Sembilan Cabang Olahraga Dipertandingkan

“Saya mempelajari batik sejak masih kecil. Kalau masyarakat yang belajar tergantung dari niatnya. Ada yang ingin produksi buka usaha atau sekedar belajar,” ujar Wiwin Muji Lestari, pemilik gerai batik Windasari ditemui di sela memberikan pendampingan.

Pengusaha batik asal Kliwonan, Masaran itu mengaku terkejut dan mengapresiasi kunjungan Ketua Persit dan rombongan untuk belajar batik di tempatnya. Ia pun dengan sabar memberikan penjelasan bagaimana teknik membatik dan tahapannya.

Sementara, Dita Camas Sigit Prasetyo mengatakan kunjungan belajar membatik itu digelar sebagai wujud kecintaan terhadap seni budaya batik yang adi luhung. Menurutnya dengan menyambangi dan mengetahui cara membatik, setidaknya akan menumbuhkan semangat mencintai karya seni dan warisan budaya bangsa yang harus dilestarikan.

Baca Juga :  Pupuk Subsidi di Sragen Dijual Bebas di Media Sosial Facebook, Politikus Senior Sragen Bambang Widjo Purwanto: Kok Dibiarkan, Apa Peran KP3 Dalam Pengawasan?

“Apalagi batik kan sudah mendunia dan Sragen sebagai salah satu sentra produksi batik. Tidak ada salahnya kita belajar lebih dekat melihat dan mempraktikkan bagaimana susahya membatik. Dengan begitu akan muncul kebanggaan dan kecintaan untuk melestarikan serta mengenakannya,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com