Beranda Daerah Sragen Kisah Miris 2 Nenek Miskin di Sragen Yang Hidup dari Bunga Kamboja...

Kisah Miris 2 Nenek Miskin di Sragen Yang Hidup dari Bunga Kamboja Kuburan dan Bubur. Penderitaan Mereka  Gerakkan KWS Untuk Beri Bantuan  

Bakti sosial KWS di rumah nenek miskin penunggu makam dan pengumpul bunga kamboja di Mojokerto, Kedawung. Foto/Wardoyo
Bakti sosial KWS di rumah nenek miskin penunggu makam dan pengumpul bunga kamboja di Mojokerto, Kedawung. Foto/Wardoyo

SRAGEN- Sebagai salah satu kabupaten zona merah kemiskinan di Jateng, potret kehidupan warga miskin di Sragen memang kerap menghadirkan keprihatinan. Seperti kisah dua nenek sebatang kara ini.

Di usia senja, dua nenek, Mbah Panem (75) dan Mbah Pariyem (80) harus bertahan hidup dengan penuh perjuangan. Kisah Mbah Panem asal Mojokerto, Kedawung memang cukup memprihatinkan.

Sebatang kara, nenek itu menjalani waktunya dengan tinggal di gubug yang jauh dari kata kayak. Gubug berukuran 3 x 3 meter itu pun hanya berstatus menumpang lahan milik tetangganya. Tanpa anak dan suami, nenek renta itu selama ini hanya menggantungkan hidup dari mengurus makam.

Untuk memenuhi kebutuhannya, sehari-hari ia mencari bunga kamboja untuk dijual lagi. Yang membuat miris, akses keluar rumah yang hanya dibuat dari batu yang di tata seadanya tanpa pernah terfikirkan jika itu sangat membahayakan keselamatannya.

Bakti sosial KWS di rumah Mbah Pariyem di Teguhan, Sragen. Foto/Wardoyo

Kisah tak kalah mengharukan datang dari kawasan pinggiran Sragen Kota. Tepatnya di Kampung Teguhan, tinggal seorang nenek bernama Mbah Pariyem.

Baca Juga :  Serangan Hama Tikus di Sragen Jawa Tengah Ancam Program Swasembada Pangan Presiden Prabowo Subianto, Petani Mulai Kuwalahan Dan Terancam Gagal Panen

Sama halnya Panem, nenek renta ini juga tinggal sebatang kara di rumah kecil yang tidak layak.

Untuk bertahan hidup, ia mengerahkan sisa tenaga senjanya untuk berjualan bubur di depan rumah. Beruntung, penderitaan mereka terpotret dan akhirnya menggugah elemen Kumpulan Wong Sragen (KWS) yang segera bergerak setelah mendapat laporan.

Perhatian komunitas terbesar di Sragen itu langsung diwujudkan dengan menggelar bakti sosial KWS Peduli sesama dengan menyalurkan bantuan ke Mbah Panem dan Pariyem, Minggu (2/9/2018).

“Untuk Mbah Panem, kita berkoordinasi dengan Ketua RT setempat untuk bersama-sama membuatkan tangga di rumahnya sehingga bisa lebih layak dan aman. Untuk Mbah Pariyem tadi kita salurkan bantuan juga,” papar Humas KWS pusat, M. Put Iswahyudi, seusai kegiatan.

Menurutnya, aksi baksos KWS peduli itu dilakukan sebagai agenda rutin dari KWS. Namun lebih dari itu, aksi sosial itu diharapkan bisa sedikit meringankan beban saudara dan sesama yang membutuhkan bantuan.

Baca Juga :  Kado Akhir Tahun Pemkab Sragen Raih STBM Award Madya 2024 Dalam Komitmen pada Sanitasi Berbasis Masyarakat, Ini Kata Bupati Yuni

“Mudah-mudahan bisa bermanfaat dan sekaligus menjadi motivasi untuk teman-teman yang lain agar lebih peduli terhadap sesama,” tandasnya. Wardoyo