SEMARANG- Fenomena mabuk menggunakan air rebusan pembalut wanita bekas ternyata memiliki risiko berbahaya bagi otak. Hal itu disampaikan Komisioner KPAI bidang Kesehatan dan NAPZA Sitti Hikmawatty.
Menurut Sitty, tingkat risiko atau bahaya menjadi meningkat karena mereka hanya konsen pada satu zat tertentu dalam sebuah bahan, namun zat lainnya cenderung diabaikan sehingga reaksi sampingan yang terjadi bisa berakibat fatal.
Hasil penelusuran KPAI mendapatkan bahwa awalnya dorongan ekonomilah yang membuat mereka melakukan percobaan ini.
“Karena tidak mampu membeli karena tidak punya biaya, sementara sudah kecanduan, maka mereka berupaya mencari tahu dengan bantuan informasi Internet tadi, meracik sendiri ramuan-ramuan yang diharapkan akan memberikan hasil seperti kebutuhan mereka,” katanya.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, apa sebenarnya kandungan pembalut sehingga digunakan jadi “pengganti” narkoba?
Seperti yang telah banyak diberitakan, pembalut wanita mengandung klorin dan bubuk dosium polyacrylate.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YKLI) pada 2015.
Diungkapkan di situs resmi YLKI, riset tersebut dilakukan menggunakan sampel yang diperoleh dari ritel dengan menggunakan metode spektrofotometri.
Dari hasil pengujian YLKI 9 merek pembalut dan 7 merek pentyliner semua mengandung klorin dengan rentang 5 s/d 55 ppm.
Tidak hanya uji lab, YLKI juga menganalisa label produk pembalut dan pantyliner.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com