JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Evaluasi Kinerja DKK Sragen 2018. Tuntas ODF dan 25 Puskesmas Terakreditasi, Tapi Kematian Ibu Bayi Melonjak 30 % 

Sekda Sragen Tatag Prabawanto (tengah) didampingi Kepala DKK, Hargiyanto saat rapat evaluasi kinerja DKK tahun 2018. Foto/Wardoyo
   
Sekda Sragen Tatag Prabawanto (tengah) didampingi Kepala DKK, Hargiyanto saat rapat evaluasi kinerja DKK tahun 2018. Foto/Wardoyo

SRAGEN – Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen selama 2018 menunjukkan dinamika positif dan negatif. Ada beberapa sisi peningkatan meski sejumlah kendala masih menyertai.

Salah satunya adalah meningkatnya angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB) yang mencapai 30 persen dari tahun sebelumnya. Meningkatnya kasus kematian ibu dan bayi menjadi pekerjaan rumah dinas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di semua fasilitas kesehatan (Faskes).

“Itu jadi bahan evaluasi kita untuk menekankan dari faskes satu, Puskesmas, klinik, bidan dsn rumah sakit untuk bisa meminimalisir kasus angka kematian ibu dan bayi,” kata Kepala DKK Sragen, dr Hargiyanto ditemui usai Evaluasi Kinerja Program Kegiatan DKK Tahun 2018 di kantor dinas setempat, belum lama ini.

Hargiyanto mengakui, jumlah AKI/AKB memanb terus meningkat. Pada tahun 2017 terjadi 11 kasus AKI/AKB, sedang sampai bulan Desember tahun ini sudah terjadi 15 kasus. Artinya ada penambahan 4 kasus dalam tahun ini atau jika dipersentase mencapai hampir 30 persen.

Baca Juga :  Geger di Jembatan Gunung Kemukus Sragen, Warga Menemukan Pria Tanpa Identitas Dalam Kondisi Sakit, Polisi Dibantu Warga Lakukan Evakuasi

Kinerja lain yang perlu mendapat perhatian adalah demam berdarah (DB). Kasus ini bisa dibilang naik turun dari tahun ke tahun. Kalau pada 2016 lalu terjadi 850 kasus, kemudian turun menjadi 140 kasus.

“Sekarang sudah naik jadi 230 kasus. Berarti kita harus meningkatkan peran kita untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kita harus tekankan itu,” terangnya.

Selain itu pihaknya juga mewaspadai  penyebaran penyakit TBSC atau tuberculosis yang tidak bisa dipandang remeh. Walau tidak menyebut angkam namun Hargiyanto menyampaikan banyak menemukan indikasi penyebaran TBC di Bumi Sukowati.

“Penyakit TBC juga jadi perhatian lantaran banyaknya temuan, kalau dulu hanya yang hasil laboratoriumnya positif yang dilaporkan, tetapi sekarang semua temuan harus dilaporkan,” katanya.

Baca Juga :  Harga Gas Melon di Sragen Naik 100% Jadi Rp 30.000 Selama Idul Fitri, Politikus Nasdem Bongkar Penyebabnya

Namun demikian dalam evaluasi kinerja tahun ini terdapat capaian target, yaitu sebanyak 25 Puskesmas yang tersebar di 20 kecamatan Kabupaten Sragen, semuanya sudah terakreditasi menjadi Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD). Lantas program bebas buang air besar sembarangan (ODF) yang ditarget selesai 2019, bisa tercapai setahun lebih cepat.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto menyoroti kasus AKI/AKB yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dia meminta agar DKK lebih memberi perhatian tergadap pelayanan di Puskesmas dan pos-pos pelayanan lainnya.

“Apa itu karena kurangnya perhatian dari DKK atau warga yang memang malas untuk memeriksakan kesehatan dirinya. Saya minta agar Posyandu bisa lebih dioptimalkan lagi,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com