PONOROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Isu yang berhembus mengenai datangnya hari kiamat, membuat 54 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pindah massal.
Isu kiamat telah mendorong mereka berbondong-bondong pindah ‘menyelamatkan diri’ ke wilayah Kabupaten Malang. Mereka pindah secara sembunyi-sembunyi dan mengelabuhi tetangganya hingga kepala desa.
Bahkan saking takutnya dengan isu tersebut, mereka menjual rumah dan segala isinya, termasuk ternaknya, dengan harga murah. Ada sebagian warga yang menjual tanah dan rumahnya hanya Rp Rp 20 juta.
Ada juga warga yang menjual kandang dan sapi ternaknya hanya sebesar Rp 8 juta.
Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni sendiri membenarkan adanya fakta warganya yang pindah secara massal lantaran termakan isu kiamat.
“Ya betul, kejadiannya sekitar sebulan yang lalu. Kami sudah berusaha mencegah, memberikan pembinaan, agar supaya itu tidak dilakukan tetapi mereka sudah terlanjur yakin dan jatuh cinta jadi ya susah,” beber Ipong, Rabu (13/3/2019) siang.
“Mereka yakin dunia ini akan kiamat dan kalau ikut kiai dari Kasembon Malang itu, nanti seperti kisah Nabi Nuh, mereka tidak ikut kiamat,” kata Ipong.
Ipong geleng-geleng kepala dan prihatin karena masih ada warganya yang percaya dengan hal-hal yang tidak masuk akal.
“Prihatin, masih ada yang percaya hal-hal begitu. Jelas itu nggak masuk akal. Sesungguhnya kita sudah melakukan pembinaan sekaligus memberikan pemahaman. Tapi ya sulit, mereka terlanjur percaya dan meyakini,” kata Ipong.
Ipong mengatakan, agar isu kiamat ini tidak semakin meluas pihaknya akan segera berkoordinasi dengan MUI dan Ormas keagamaan untuk melakukan pembinaan.
“Ya kita terus mengadakan pembinaan pada masyarakat yang belum kena pengaruh ini. Nanti akan berkoordinasi dengan MUI dan Ormas keagamaan untuk turun melakukan pembinaan,” katanya.
Dia menambahkan, agar isu tersebut tidak semakin berkembang di Jawa Timur, menurutnya perlu dilakukan upaya serius dari Ormas keagamaan, MUI, Pemprov Jatim, Pemkab Malang untuk menangani pusat ajaran tersebut di Kasembon, Malang.
Fakta tersebut dibenarkan oleh Karimun, seorang warga Dusun Krajan, Desa Watu, Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo. Dia bercerita, anaknya yang bernama Sumono telah membeli rumah milik pasangan suami istri Marimun dan Sriyanti yang masih satu kerabat dengan dirinya.
Sudah sekitar seminggu ini, ia diminta menjaga rumah yang dijual kepada anaknya.
“Sudah sekitar seminggu di sini, saya juga nggak dipamiti. Katanya ikut pengajian, mondok ke Malang,” kata Karimun saat ditemui di lokasi, Rabu (13/3/2019) petang.
Ketika ditanya kapan saudaranya itu akan kembali lagi, dirinya tidak mengetahui.
“Nggak tahu kapan kembalinya, ndak dikasih tahu,” ucap Karimun.
Menurut Karimun, Sumono anaknya membeli rumah milik pasangan suami istri Marimun dan Sriyanti tersebut seharga Rp 20 juta.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com