JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Kasus Stunting Indonesia Peringkat 4 di Dunia. Kementerian Kominfo Minta Pemerintah Daerah Berperan Aktif Tekan Kasus Stunting! 

Direktur IKP Kementerian Kominfo, Wiryanta didampingi Kepala Dinas Kesehatan Pekalongan saat dialog interaktif pencegahan stunting di Pekalongan. Foto/Wardoyo
   
Direktur IKP Kementerian Kominfo, Wiryanta didampingi Kepala Dinas Kesehatan Pekalongan saat dialog interaktif pencegahan stunting di Pekalongan. Foto/Wardoyo

PEKALONGAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Tingginya kasus stunting di Indonesia memantik keprihatinan bersama. Terkait hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI terus menggencarkan sosialisasi pencegahan dan penurunan prevalensi kasus stunting.

Selain lewat pertunjukan rakyat, sosialisasi juga digelar melalui dialog interaktif. Salah satunya seperti yang digelar di Hotel Daffam Pekalongan, 27 Maret 2019.

Dialog yang disiarkan langsung melalui stasiun televisi itu menghadirkan narasumber Direktur IKP Kementerian Kominfo, Wiryanta dan Kadinas Kesehatan Pekalongan.

Dalam paparannya, Wiryanta mengungkapkan kasus gagal tumbuh atau stunting pada anak karena kekurangan gizi atau stunting di Indonesia menempati urutan ke 4 dunia untuk penderita stunting dibawah India dan Pakistan.

“Pencegahan Stunting memang menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Dalam hal ini, kami dari Kementerian Kominfo membantu mendiseminasi informasi dan mengkoordinasikan, karena penanganan stunting ini kan tidak tunggal. Tidak hanya urusan Kementrian Kesehatan. Ini juga menyangkut masalah sosial. Kita semua menyatu, bergotong royong diselesaikan secara bersama-sama,” papar Wiryanta.

Baca Juga :  Dampak Banjir Kudus, 141 Warga Masih Tinggal di Posko Pengungsian Sepekan Ini

Sosialisasi serupa telah dilakukan di beberapa daerah dan terus digencarkan ke daerah-daerah.

Lebih lanjut, Wiryanta menguraikan masyarakat tak boleh abai terhadap gangguan pertumbuhan anak tersebut yang memicu stunting. Sebab anak akan mengalami gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis menahun sejak awal kehamilan sehingga tinggi mereka akan tidak seperti anak seusianya.

Tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi, dimana angka produktif (15-64 tahun) manusia diprediksi mencapai 68 persen dari total populasi dan angkatan tua (65 tahun) sekitar 9 persen.

Baca Juga :  Wihaji Layak Ramaikan Bursa Calon Gubernur atau Wakil Gubernur Jateng, Punya Pengalaman dan Jaringan Luas

Sehingga stunting dapat menjadi ancaman dan Indonesia akan melewatkan masa itu, jika tidak segera dilakukan pencegahan.

“Untuk menanggulanginya, pemerintah memasukkan penurunan stunting menjadi target program kerja pemerintah tahun 2015-2019. Bersama Kementerian Kesehatan dan sejumlah Kementrian terkait lainnya, Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo RI, gencar melakukan sosialisasi, baik melalui media maupun terjun secara langsung dan bertatap muka dengan masyarakat,” terang Wiryanta.

Lewat kesempatan itu, Wiryanta sangat berharap Lembaga Pemerintah melalui paraMenteri, Gubernur serta Kepala Daerah, dunia usaha, tokoh agama, akademisi, dan masyarakat, bisa memberikan dukungan, komimen dan peran-sertanya dalam bergotong royong meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com