JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Demi Transparansi Anggaran, William PSI Siap Pertaruhkan Jabatan

William PSI / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Aksi anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta  dalam membongkar anggaran janggal berbuah pemanggilan dirinya oleh Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI Jakarta.

Meski demikian, William Aditya Sarana (William PSI) menyatakan siap mempertaruhkan jabatannya sebagai anggota dewan.

“Benar, saya sudah dilaporkan ke badan kehormatan. Saya sudah terima suratnya juga. Jadi saya siap mempertaruhkan jabatan juga untuk transparansi anggaran,” kata William di Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Selanjutnya, William mengatakan akan mengikuti proses di Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI dengan sebaik-baiknya.

“Saya juga percaya kepada anggota DPRD lainnya bahwa kita semua punya semangat yang sama dalam menyisir anggaran. Jadi intinya saya mengikuti proses aja,” ucap William.

Baca Juga :  Jika Tuduhan Pencatutan Nama Dosen Malaysia Terbukti, Pakar: Gelar Guru Besar Dekan FEB Unas Mestinya Dicopot

William Aditya Sarana telah menyoroti sejumlah anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang janggal yang diunggahnya di media sosial termasuk di Twitter.

Anggaran yang menjadi sorotan PSI dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran (KUA-PPAS) 2020, mulai dari anggaran Rp 82,8 miliar untuk pengadaan lem Aibon di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat dan pengadaan ballpoint sebesar Rp 124 miliar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur.

Selain itu, anggaran Rp 121 miliar juga ditemukan untuk pengadaan 7.313 unit komputer di Dinas Pendidikan. Lalu, ada beberapa unit server dan “storage” senilai Rp 66 miliar dianggarkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik.

Baca Juga :  Baru di Pilpres 2024 Ini MK Terima Amicus Curiae Paling Banyak

William mengaku mendapat data itu dari laman web apbd.jakarta.go.id. Akan tetapi, dokumen KUA-PPAS tidak lagi mudah diakses lewat laman apbd.jakarta.go.id karena tombol pintasan (shortcut) tiba-tiba hilang, beberapa jam setelah William Aditya Sarana mengungkapkan janggal anggaran lem Aibon lewat akun media sosialnya pada Selasa (29/10/2019).

William PSI menduga Pemprov DKI Jakarta sengaja menghapus “shortcut” karena dokumen KUA-PPAS keburu terekspos ke publik.

Atas tindakannya tersebut, William akhirnya dilaporkan ke Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta oleh masyarakat bernama Sugiyanto pada Senin (4/11/2019), karena dianggap melanggar kode etik.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com