JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Keluarga Pasien RSUD Sragen Protes Tindakan Berlebihan Oknum Satpam. Dinilai Meresahkan dan Bikin Pengunjung Tidak Nyaman 

Putri, keluarga pasien saat menunjukkan surat tunggu yang baru didapat tadi pagi setelah tiga hari mendapat perlakuan tak mengenakkan dari oknum Satpam RSUD Sragen. Foto/Wardoyo
   
Putri, keluarga pasien saat menunjukkan surat tunggu yang baru didapat tadi pagi setelah tiga hari mendapat perlakuan tak mengenakkan dari oknum Satpam RSUD Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Pelayanan di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen menuai keluhan. Sepasang suami istri asal Dukuh Sidorejo RT 12/19, Desa Pilangsari, Ngrampal, Sragen mengeluhkan kinerja petugas keamanan atau Satpam yang dinilai berlebihan terhadap keluarga yang hendak menunggu pasien.

Keluhan itu diungkapkan Sri Putri Badiyatun (39) dan suaminya, Dedi Prasetyo (44). Mereka merasa diperlakukan diskriminatif dan kasar oleh dua oknum Satpam di rumah sakit milik Pemkab Sragen tersebut.

Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Putri mengungkapkan kejadian berawal ketika ia mendampingi adiknya, Wahyu Widiyatmoko (26) yang mengalami kecelakaan tunggal di ring road Sragen, Senin (26/11/2019) pagi.

Adiknya mengalami gegar otak ringan dan kemudian dilarikan ke IGD RSUD Sragen.

Setelah sempat ditangani di IGD, kemudian adiknya dipindah ke Bangsal Aster kamar 2 C. Dari sini persoalan terjadi saat dirinya dan suami hendak menunggu adiknya yang saat itu masih belum sadarkan diri.

“Waktu kami masuk, langsung ditanya oleh salah satu satpam muda inisialnya S. Dia tanya dengan nada tinggi, menanyakan surat tunggu pasien. Karena sejak awal masuk tidak ada penjelasan harus bawa surat tunggu dan kami tidak diberi, ya kami jawab tidak punya. Sempat rame, akhirnya kami diam dan manut. Habis magrib kami mau keluar sebentar, di depan ditanya lagi oleh Satpam yang sama soal kartu tunggu, saya jawab saya nggak diberi, dia tetap ngeyel dan nadanya semu mbentak,” papar Putri, Kamis (28/11/2019).

Meski mencoba menjelaskan bahwa tidak diberi kartu, Putri mengatakan oknum Satpam itu tetap tak menggubris. Menurutnya, oknum itu juga nekat menggeledah tasnya untuk mencari kartu tunggu.

Baca Juga :  Geger, Petani di Desa Baleharjo Sragen Tewas Kesetrum Listrik di Area Persawahan Dengan Kondisi Mengenaskan

Tak cukup sampai di situ, oknum Satpam itu juga nekat masuk ke kamar adiknya dirawat serta menggeledah laci di kamar untuk mencari kartu tunggu.

“Sudah saya jawab dari awal kami nggak dikasih, tapi terus ditanyakan. Harusnya kalau memang prosedurnya harus bawa kartu tunggu dan kami nggak diberi, mestinya kami diarahkan suruh ngurus, nyatanya nggak disarankan juga. Kami jadi bingung. Karena penunggu pasien lainnya di bangsal yang sama, waktu saya tanya katanya juga nggak ditanya  surat tunggu dan nggak diberi juga. Mereka wira-wiri nunggu pasien juga bebas saja. Tapi kenapa hanya kami yang seolah-olah dicecar terus. Bahkan omongan Satpam itu sampai mbentak-mbentak,” terangnya.

Tak hanya ke dirinya dan suami, perlakuan Satpam itu juga dikeluhkan oleh tetangganya, Marmi, yang hendak menjenguk adiknya kemarin malam.

Putri menyebut saat datang, Marmi juga ditanyakan surat tunggu hingga dibuntuti oleh oknum Satpam yang sama, hingga ke bangsal adiknya. Karena risih dan sempat dibentak oknum Satpam itu, Marmi bahkan hanya sebentar menjenguk ke bangsal dan langsung keluar.

“Padahal penunggu pasien yang lain sampai klesetan tidur di emper bangsal, juga nggak dipersoalkan. Kenapa kami diperlukan seperti ini dan dibikin nggak nyaman. Kami bukan mempermasalahkan pelayanan di RSUD, tapi perlakuan oknum Satpam itu yang sepertinya nggak profesional dan membuat tidak nyaman. Sudah kami pikiran karena menunggui orang sakit, masih diginikan kan jadi nggak tenang. Bahkan setiap mau masuk atau keluar, kami sampai was-was harus berhadapan dengan Satpam,” timpal Dedi.

Baca Juga :  Tanpa Restu Bapak, Untung Wina Sukowati Calon Bupati Sragen 2024 Nekat Maju Lewat Partai Demokrat: Ini Tekat Saya Sendiri

Putri menguraikan sempat mengadukan perlakuan tak mengenakkan itu ke petugas yang ada di rumah sakit. Namun tidak ada respon.

Akhirnya ia memberanikan menghadap Dirut dan juga tidak ada tanggapan. Hingga akhirnya ditemui ajudan serta bagian TU, Kamis (28/11/2019) pagi tadi dan baru dibuatkan surat tunggu.

“Setelah kami mengadu, baru tadi pagi dibuatkan surat tunggu. Tanggalnya pun dibuat 26 November padahal baru tadi dibuatnya. Kami terus terang kecewa. Padahal kami juga mbayar dan masuk bukan dengan BPJS. Makanya kami berharap ada perbaikan dari internal utamanya Satpam, jangan semena-mena memperlakukan keluarga pasien. Harapannya ada tindakan tegas, bahkan kalau perlu Satpam galak itu dipindah saja daripada membuat pengunjung tidak nyaman,” tukasnya.

Terpisah, Direktur Utama RSUD Sragen, Didik Haryanto melalui Kabid Pelayanan, Sri Herawati mengatakan untuk prosedur penunggu pasien, memang dulu ada kartu tunggu. Kartu tunggu itu biasanya diberikan saat awal mendaftar rawat inap.

Kemudian, satu pasien maksimal hanya boleh ditunggui dua orang. Ia mengaku berterimakasih atas masukan itu dan berjanji akan segera menindaklanjuti dengan melakukan pembinaan kepada oknum Satpam yang diduga melakukan tindakan berbuntut ketidaknyamanan.

“Yang jelas semua keluarga pasien diperlakukan sama. Tapi coba nanti akan kami klarifikasi dulu. Tapi terimakasih atas masukannya. Mungkin kami akan lakukan perbaikan dan pembinaan kepada Satpam agar lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan,” tandasnya. Wardoyo

 

 

 

 

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com