JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Banjir Bandang di Jateng, 51 Tanggul Jebol. Tujuh Orang Tewas dan Hanyut, 21.633 Jiwa Mengungsi

Ilustrasi banjir bandang
   
Ilustrasi banjir bandang

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM Bencana banjir yang melanda wilayah Jawa Tengah dari akhir tahun 2019 sampai pertengahan Januari 2020, telah mengakibatkan beberapa kerusakan. Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Dan Penataan Ruang (Pusdataru) telah berupaya melakukan penanganan darurat.

“Penanganan yang Pusdataru lakukan yakni penanganan daruratt 88 lokasi, dan penanganan darurat di 12 lokasi banjir,” kata Kepala Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah Eko Yunianto, di Kantor Gubernur Jateng, baru-baru ini.

Pihaknya mencatat, dari akhir 2019 hingga pertengahan Januari 2020, di provinsi ini terdapat 143 kejadian banjir.

Dampak yang ditimbulkan di antaranya, tanggul jebol di 52 lokasi, tanggul limpas 91 lokasi. Jumlah pengungsi mencapai 21.633 jiwa, dan korban meninggal atau hanyut sebanyak tujuh orang.

Banjir juga menggenangi 4.298,50 hektare sawah, permukiman milik 35.145 KK, 26 unit sarpras, dan 5.153 meter jalan.

Diakui, ada keterbatasan anggaran dalam penanganan banjit. Namun, sudah 98 kejadian bencana yang ditangani pada 2019 hingga 15 Januari 2020.

Baca Juga :  Dampak Banjir Kudus, 141 Warga Masih Tinggal di Posko Pengungsian Sepekan Ini

Kendala lain adalah sistem informasi peringatan dini yang manual, lokasi sarpras yang rusak saat bencana banjir yang menyulitkan alat berat menjangkau, terbatasnya personel di lapangan (korpokla) dengan luasnya cakupan layanan.

“Pompa mobile, pompa portable kapasitasnya kecil,” jelasnya.

Kendati demikian, lanjut Eko, pihaknya juga tidak menyerah begitu saja. Berbagai upaya dilakukan sebagai wujud solusi dari berbagai kendala yang masih ditemui. Yakni optimalisasi anggaran dan berbagi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), kabupaten maupun kota.

Pusdataru Jateng juga mengoptimalisasi alat komunikasi radio komunikasi, aplikasi percakapan WhatsApps (WA), email dan efektivitas koordinasi.

Selain juga melakukan  penanganan darurat bersama kabupaten dan kota dengan mengerahkan masyarakat secara gotong-royong.

Selama ini, tuturnya, Pusdataru juga melakukan pemeliharan sungai dan saluran irigasi yang meliputi OP swakelola di 53 lokasi, dan OP kontraktual 11 lokasi.

Luas areal irigasi di Jawa Tengah yang dalam pengelolaan pemerintah provinsi sampai saat ini tercatat mencapai 86.865 hektare di 108 daerah irigasi (DI). Sedangkan yang menjadi kewenangan pusat di Jateng mencapai 300.124 hektare di 38 DI.

Baca Juga :  Wihaji Layak Ramaikan Bursa Calon Gubernur atau Wakil Gubernur Jateng, Punya Pengalaman dan Jaringan Luas

Eko membeberkan pula kondisi fisik jaringan irigasi yang menjadi kewenangan provinsi yang setiap tahunnya terus membaik.

Pada periode 2016 jaringan irigasi yang dalam kondisi baik 1.730 hektare, rusak ringan 67.754 hektare, rusak sedang 17.044 hektare rusak berat 337 hektare. Pada 2017, kondisi jaringan yang dalam kondisi baik 4.433 hektare, rusak ringan 64.207 hektare, rusak sedang 18.225 hektare.

Sementara, 2018 kondisi jaringan yang dalam kondisi baik terus bertambah menjadi 4.941 hektare, rusak ringan 63.349 hektare, rusak sedang 18.575 hektare, tidak ada kerusakan berat. Sedangkan 2019 untuk jaringan kondisi baik ada 4.941 hektare, kondisi rusak ringan 64.254 hektare, rusak sedang 17.670 hektare, tanpa kerusakan berat. JSnews

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com