JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Lolos Penyekatan Jalur, 793 Pemudik Sragen Kembali Berhasil Tiba di Kampung Halaman. Tak Tahan Nganggur Jadi Alasan Nekat Pulang

Sebuah running text patuhi larangan tidak mudik terpampang di pintu masuk Exit Tol Pungkruk, Sidoharjo, Sragen, Rabu (29/4/2020). Foto/Wardoyo
   
Sebuah running text patuhi larangan tidak mudik terpampang di pintu masuk Exit Tol Pungkruk, Sidoharjo, Sragen, Rabu (29/4/2020). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski larangan mudik sudah diserukan, aliran perantau Sragen yang berhasil pulang masih terus terjadi.

Dalam dua hari terakhir, jumlah pemudik Sragen yang sukses menerobos penyekatan petugas masih relatif cukup banyak.

Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM dari laman resmi pantauan covid-19 Kabupaten Sragen di corona.sragenkab.go.id, dalam dua hari terakhir Selasa (28/4/2020) dan Rabu (29/4/2020), jumlah perantau Bumi Sukowati yang tiba di Sragen mencapai 793 orang.

Rinciannya, pada Selasa (28/4/2020), jumlah pemudik atau pelaku perjalanan (PP) dari luar kota yang berhasil tiba di Sragen mencapai 481 orang.

Kemudian Rabu (29/4/2020) hari ini tercatat sebanyak 312 pemudik kembali bisa sampai di kampung halaman dengan selamat.

Sementara hingga hari ini, total pemudik Sragen yang sudah tiba mencapai angka 22.560 orang.

Mayoritas di antaranya menggunakan strategi masing-masing untuk bisa menerobos penyekatan oleh petugas.

Mereka beralasan nekat mudik karena di lokasi perantauan sudah menerapkan PSBB sehingga tidak lagi bisa bekerja dan mendapatkan penghidupan.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

” Lah piye? bali ra oleh, arep tetep nang perantauan mung nganggur raiso golek madang. Pilihane gari nekat bali opo mati keluwen (Lha gimana. Pulang nggak boleh, mau tetap di perantauan hanya nganggur nggak bisa cari makan. Pilihannya tinggal nekat pulang atau mati kelaparan),” tulis Bangkit, salah satu akun dalam kolom komentar di JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (29/4/2020).

Senada, Adi, salah satu perantau asal Tanon juga mengaku terpaksa pulang naik motor karena pabrik tempatnya bekerja sudah menghentikan operasional dan semua pekerja diliburkan sebulan ke depan.

Jika bertahan di Jakarta tanpa penghasilan, maka justru akan makin memperberat beban hidup lantaran sudah tidak ada penghasilan lagi.

“Kontrakan masih bayar, biaya hidup tinggi sementara nggak dapat gaji lagi. Gimana mau bertahan Mas. Kalau di rumah kan masih bisa makan sama orangtua, nggak ada juga masih bisa pinjam tetangga,” terangnya yang baru tiba hari ini dari Jakarta naik motor.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Perihal masih banyak pemudik yang bisa sampai di Sragen, Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo menyampaikan jalur di Sragen relatif banyak dan Polres tidak melakukan penutupan secara massif.

Sehingga dimungkinkan masih ada pemudik yang bisa lolos. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan patroli di wilayah polsek-polsek selain pantauan di pos pantau exit tol dan perbatasan Banaran, Sambungmacan.

“Kalau rekan-rekan atau masyarakat yang sudah kembali di wilayah Sragen, kami lakukan pendataan melalui desa.
Karena sudah ada kampung siaga covid di 208 desa. Itulah peran serta terpadu Puskesmas, petugas kesehatan dan lurahnya,” terangnya.

Perihal denda bagi pemudik seperti yang beredar, Kapolres menegaskan untuk Sragen belum memberlakukan itu. Sebab saat ini status Sragen masih belum melakukan PSBB.

“Kami belum melakukan itu (denda) karena status Sragen belum menerapkan PSBB,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com