JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Sebelum Ditangkap KPK, Edhy Prabowo Sering Kritik Eks Menteri Susi

Susi Pudjiastuti. Foto: Instagram/ @susipudjiastuti115
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  -Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP),  Edhy Prabowo dikabarkan telah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (25/11/2030) dini hari.

Prnangkapan tersebut diduga terkait dengan kasus korupsi ekspor benih lobster.

Sebagaimana diketahui, selama memimpin KKP, Edhy beberapa kali menyoroti kebijakan menteri sebelumnya, Susi Pudjiastuti. 

Yang terbaru, Edhy Prabowo mengkritik kebijakan Susi Pudjiastuti saat duduk di pemerintahan lima tahun lalu.

Edhy menilai kebijakan kementerian sebelumnya membuat para pelaku industri kelautan dan perikanan berhenti.

“Kalau kita lihat lima tahun lalu bagaimana industriawan kita di sektor ini berhenti hanya karena beberapa kebijakan yang mengadu, dihadapkan antara sustainability, keberlangsungan dengan prosperity (kesejahteraan),” ujar Edhy dalam webinar, Kamis (19/11/2030) pekan lalu.

Padahal, menurut Edhy, bila dilihat secara bijak, dua kutub yaitu keberlanjutan dan kesejahteraan bisa berjalan bersama-sama. Syaratnya, semua pihak tekun menganalisis peluang tersebut.

“Kalau kita melihat secara bijak, untuk apa kita bicara sustainability saja kalau prosperity tidak kita dapat? Sebaliknya, untuk apa kita mengejar prosperity kalau sustainability kita abaikan?” ujar Edhy Prabowo.

Baca Juga :  Gugatan PHPU Pilpres 2024, Mahfud MD Optimis Hakim MK Jatuhkan Putusan Monumental, Asal Berani

Ia lalu mencontohkan sejumlah kasus ketika orang mau membuka tambak selalu dihadapkan oleh perkara lahan dan keberlanjutan tanaman bakau.

Padahal untuk menyejahterakan dan memberi pemasukan bagi rakyat, tidak perlu berhektare-hektare lahan.

“Sementara kita lihat di lapangan banyak masyarakat yang memiliki tambak lebih dari 2 hektare di luar jawa, tapi produktivitasnya tidak lebih dari 1 ton,” kata Edhy.

Untuk itu, perlu ada kebijakan yang bisa meningkatkan produktivitas masyarakat meski di lahan yang terbatas. Dengan begitu, akan ada nilai tambah.

Oleh karena itu, Edhy meyakini bahwa sektor perikanan dan kelautan akan bisa menjadi penggerak roda perekonomian nasional.

Terlebih, banyak hal yang dulunya hanya sekadar diambil dari laut, rawa, maupun pantai, tapi sekarang sudah bisa dihasilkan sendiri dengan cara dipijah.

Baca Juga :  TPN Ganjar-Mahfud Serahkan Bukti Tambahan Sebanyak 15 Kontainer ke MK

“Ini semua kalau sekadar jadi jargon dan hasil penelitian dan tidak dapat kita perbanyak, kita hanya bisa bangga di depan mata saja, tapi kita tidak bisa berbuat lebih banyak,” tutur Edhy.

Kritik Edhy Prabowo juga pernah menyasar soal kebijakan penenggelaman kapal 
pencuri ikan yang sebelumnya dirilis oleh Susi Pudjiastuti.

Jika dulu Susi Pudjiastuti 
menenggelamkan
kapal pencuri ikan yang tertangkap, kini Edhy memilih untuk menghibahkannya kepada nelayan.

Menanggapi hal tersebut, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memilih untuk tidak berkomentar.

 “No comment,” kata dia usai acara Gathering Pandu Laut di di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2030) petang.

Ketika ditanyakan kebijakan lain yang diubah oleh Menteri Edhy, Susi Pudjiastuti juga masih enggan mengomentarinya.

Ia malah mengalihkan pembicaraan dengan mengajak pewarta untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai. 

“Kalian enggak boleh bawa kresek-kresek, kalian harus dukung bawa tumbler jangan beli-beli mineral water (di boto),” ucapnya.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com