Lima Mahasiswa di DIY- Solo Raya Terima Beasiswa Desamind 1.0

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Lima orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta dan Solo Raya  berhasil menjadi Awardee beasiswa Desamind 1.0.

Mereka adalah Aan Munandar dan Aulia Syifa Ardiati, keduanya mahasiswa (Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta/UPNYK), Alfiana Eka Priyanika dan Emi Triani (Universitas Sebelas Maret/UNS), serta Bagas Primandaru (Universitas Negeri Yogyakarta/UNY).

Demikian dijelaskan oleh Yulia Susanti dari Komunitas Desamind dalam rilisnya ke Joglosemarnews. Dia menjelaskan, program Beasiswa Desamind 1.0 adalah pemberian beasiswa kepada mahasiswa ongoing (D3/D4/S1) berasal dari desa yang sedang menempuh pendidikan di PTN/PTS di Solo Raya dan DIY.

Ia menjelaskan, dana untuk pemberian beasiswa tersebut bersumber dari Gerakan #1000untukDesa. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk ikut membangun desa dengan berdonasi minimal Rp 1.000.

“Dana hasil patungan tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan desa. Salah satunya untuk Beasiswa Desamind ini,” jelasnya.

Yulia menjelaskan, para penerima Beasiswa Desamind nantinya akan menjalankan Grand Desain Pengabdian untuk desa. Harapannya, mereka akan menjadi penggerak-penggerak baru di desa yang tidak hanya memiliki pemahaman akar rumput, namun juga memiliki kompetensi dunia.

Para penerima beasiswa tersebut, tidak hanya mendapat bantuan secara finansial, namun juga dibentuk karakternya lewat program pengembangan yang wajib diikuti, seperti Leadership Camp Desamind, ikut kelas pengembangan diri, hingga program-program unggulan Desamind lainnya.

“Awardee Desamind juga diajak berkontribusi pada desa asalnya, atau sebuah desa lewat program yang mereka inisiasi sendiri dan selama perwujudan program akan di mentoring oleh seorang yang professional dalam bidangnya,” bebernya.

Dijelaskan, pembukaan pendafataran Beasiswa Desamind 1.0 sudah dimulai pada Agustus 2020 dan berakhir pada September 2020.

Dikatakan Yulia, minat mahasiswa untuk mengikuti seleksi Beasiswa Desamind tersebut cukup tinggi. Faktanya, panitia Beasiswa Desamind menyeleksi dengan ketat sebanyak 409 pendaftar dari 47 PTN/PTS se-DIY dan Solo Raya.

“Dari ratusan pendaftar itu, diambil 16 finalis untuk menuju tahap akhir seleksi wawancara dan presentasi grand desain pengabdian dengan tema kontribusiku untuk desa,” jelas Yulia.

Dari 16 finalis itulah, ujar Yulia, diperas lagi menjadi lima orang terpilih.

Diketahui, Desamind sendiri terbentuk pada 1 Maret 2020 dan memiliki 38 pengurus. Para pengurus tidak hanya dari kalangan mahasiswa dari berbagai PTN/PTS se-Indonesia, tetapi juga dosen, CEO perusahaan swasta, Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hongkong hingga Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Prancis.

“Namun mereka memiliki kepedulian yang tinggi teradap kemajuan Desa,” beber Yulia.

Desamind merupakan organisasi non-profit yang bergerak sebagai partner masyarakat desa dalam bidang pendidikan dan sosial untuk membentuk masyarakat desa yang maju, berdaya saing dan melek peradaban.

Organisasi yang diinisiasi oleh enam pemuda pemudi dari beragam latar belakang tersebut memiliki slogan “Ingat Bangsa, Ingat Desa!.”

Keenam inisiator tersebut adalah Hardika Dwi Hermawan, Evi Lestari, Yulia Susanti, Resitia Ningrum, Zakky Muhammad Noor, dan Khoirudin Nur Wahid.

Desamind mempunyai berbagai program unggulan diantaranya, Beasiswa Desamind, Leadership Camp Desamind, Mind-Talk, Mind-Cloud & Mind-Stream, Desamind Award, 1000 untuk Desa, dan Charity Program.

Untuk memperluas pergerakan ke akar rumput, Desamind memperluas jejaringnya dan memiliki 7 Chapter Desamind yang berada di Purbalingga (Jawa Tengah), Rokan Hilir (Riau), Bogor (Jawa Barat), Jogja (DIY), Bandung (Jawa Barat), Solo Raya (Jawa Tengah) dan Majalengka (Jawa Barat). suhamdani