JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Muncul Klaster Baru, 35 Jemaah Pengajian di Kulonprogo Terpapar Covid-19

Ilustrasi virus corona. Pixabay
ย ย ย 

KULONPROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Sebanyak 35 jemaah pengajian di Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulonprogo dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19.

Peristiwa itu, praktis menambah klaster baru penularan Covide-19 di Kulonprogo.

Mereka terpapar Covid-19 setelah mengikuti pengajian di sebuah masjid yang berada di wilayah tersebut.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulonprogo, Baning Rahayujati menjelaskan, dari 58 jemaah yang mengikuti pengajian, 39 jemaah memiliki gejala dan 19 jemaah tidak memiliki gejala.

“Dari jumlah itu ada 35 jemaah yang terpapar Covid-19. Lima diantaranya di rawat di beberapa rumah sakit. Sedangkan sisanya dikembalikan ke keluarga untuk menjalani isolasi dan dilakukan pemantauan selama 14 hari,” ucap Baning kepada awak media, Kamis (11/2/2021).

Ia menceritakan awal mula muncul klaster pengajian ketika ada seorang jemaah laki-laki yang mengalami demam pada 22 Januari lalu.

Baca Juga :  Lebaran Sudah Lewat, Tapi Masih Ada Perusahaan di DIY Belum Bayar THR

Namun dia tetap mengikuti pengajian yang dilaksanakan rutin setiap seminggu sekali.

 

Diduga penularan terjadi karena jemaah yang mengikuti pengajian itu masih melakukan budaya berjabat tangan.

Namun demikian, Gugus tugas Covid-19 Kabupaten Kulon Progo telah melakukan isolasi kepada warga yang masuk ke dalam kontak erat dengan pasien positif.

Serta melakukan sterilisasi dan penutupan terhadap masjid tersebut.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan tracing kepada 27 sasaran, dan 25 sampel di antaranya telah dikirimkan ke Balai Besar Veterinir (BBVet).

Langkah Pemantauan

Pemerintah Kalurahan Jangkaran langsung melakukan pemantauan setelah adanya 35 jemaah di wilayah tersebut yang terpapar Covid-19.

Lurah Jangkaran, Murtakil Humam, mengatakan untuk pemantauan, relawan Jangkaran bekerjasama dengan pihak terkait yang akan menentukan jemaah mana saja yang perlu ditracing.

“Kami bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo dan Puskesmas Temon II melakukan tracing kepada jemaah yang sebelumnya sempat bersinggungan erat untuk dilakukan swab test,” ucapnya Kamis (11/2/2021).

Baca Juga :  Seminggu, Jalan Tol Yogya-Solo Dilalui 58.000 Mobil

Sebelumnya, gugus tugas Covid-19 menduga terjadinya klaster tersebut karena budaya berjabat tangan yang masih dilakukan.

 

Namun menurut kesaksian Humam, tradisi berjabat tangan di wilayahnya sudah tidak pernah dilakukan setelah adanya pandemi Covid-19.

Begitu juga dengan pengaturan saf salat yang sudah sesuai protokol kesehatan (prokes).

“Pemutusan rantai penyebaran sudah dijalankan. Termasuk juga mencuci tangan dan penggunaan masker,” ungkapnya.

Terlebih Kalurahan Jangkaran awalnya memiliki posko yang menjadi percontohan di Kapanewon Temon.

“Tapi karena dilakukan oleh para relawan kemungkinan mereka juga merasakan capek. Selain itu juga adanya new normal yang banyak beranggapan pandemi sudah selesai,” katanya.

Padahal lanjut dia, new normal memiliki makna tetap membiasakan prokes yang dianjurkan oleh pemerintah untuk dilakukan.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com