JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Rela Ngamen di Pasar Nglangon Demi Bertahan Hidup, Sejumlah Seniman Sragen Nangis Sesenggukan Dibubarkan Paksa Satgas Covid. Tetap Sedih Meski Sempat Dapat Saweran, “Kami Hanya Ingin Cari Rejeki Pak!”

Salah satu seniwati Sragen menangis sesenggukan saat aksi ngamennya bersama beberapa seniman di Pasar Nglangon, dibubarkan tim Satgas Covid. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masa Pandemi covid-19 benar-benar menghadirkan cobaan berat bagi kalangan seniman Sragen.

Tak hanya mati job mentas karena larangan hajatan dan kerumunan, upaya mereka untuk mengais rejeki dengan mengamen di pasar pun juga mendapat cobaan berat.

Seperti yang terjadi Jumat (5/2/2021). Saat sejumlah seniman dan seniwati Sragen terpaksa turun ke jalan untuk mengais saweran lewat pentas jalanan di Pasar Nglangon, semua juga harus berakhir dengan kesedihan.

Aksi pembubaran paksa itu dilakukan tim gabungan dari Satgas Covid-19 Kecamatan Sragen Kota. Ada dari unsur Muspika, Polsek, Koramil dan Satpol PP yang langsung mendatangi lokasi ngamen para seniman itu.

Baru dimulai, aksi seniman itu terpaksa harus berhenti. Saking sedihnya, sejumlah penyanyi wanita yang mentas dadakan pagi itu langsung menangis sesenggukan.

Kordinator paguyuban Sor Tarub, Kecamatan Sragen, Ilham Nur Huda menyampaikan aksi mengamen itu sebenarnya dilakukan para seniman memang karena terpaksa.

Menurutnya, mereka rela ngamen untuk mencari saweran agar bisa menyambung kebutuhan keluarga. Sebab semenjak pandemi covid-19, berbulan-bulan semua pekerja seni sebagai ibarat tanpa penghasilan karena kegiatan hajatan dilarang dan tak ada lagi job mentas

“Jadi bukan maksud ndemo pemerintah. Ini murni untuk nyari pendapatan. Karena nggak ada job, ya terpaksa ngamen. Kami hanya mencari rejeki Pak. Itu pun kita batasi cuma 10 orang. Tapi kenapa tetap saja dibubarkan. Padahal setahun Solidaritas Sor Tarub dan pekerja seni di Sragen sangat menderita. Coba bandingkan di kabupaten Karanganyar itu bisa (menggelar hajatan dengan campursari), tapi kenapa kita kok gak bisa?,” ujarnya kepada wartawan.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Ilham menyampaikan sebelumnya dari Polsek Sragen Kota sudah mencoba menemui Ilham untuk membatalkan acara ngamen mereka di Pasar Bunder.

Karena sasaran awal dilakukan di Pasar Bunder. Kepolisian mendesak untuk dibatalkan, namun menurutnya tidak mungkin dibatalkan akhirnya memilih ngamen di pasar Nglangon.

”Kita niatnya sekedar ngamen, kali aja ada orang yang baik menyisihkan rejekinya untuk kita. Karena kita lihat yang buka pasar, ya sudah kita ngamen di Pasar, kok malah dibubarkan,” urainya.

Dia menyampaikan dari satgas sempat memberi opsi dengan kesempatan menyanyikan dua lagu.

Namun dilarang mengedarkan kardus sumbangan dengan berkeliling. Setelah dua lagu selesai, dari satgas tingkat kecamatan segera membubarkan. Akan tetapi hal itu belum kesampaian, sudah dibubarkan.

Atas kondisi ini, mewakili pekerja seni di Sragen ia berharap ada kebijakan yang lebih longgar bagi pekerja seni. Karena pekerja seni di hajatan masih bisa diatur sesuai protokol kesehatan (prokes). Bahkan kegiatan di pasar yang nyaris mustahil melakukan prokes tetap diberi ijin.

Dia mengaku bingung dengan kondisi ini. Karena selain harus memenuhi kebutuhan harian, juga memiliki cicilan.

”Tidak ada celah untuk kita. Apalagi yang punya angsuran. Adanya Cuma bisa jual speaker , lama lama ya habis,” keluhnya.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Dikonfirmasi, Kapolsek Sragen AKP Mashadi menyampaikan aksi ngamen itu terpaksa dibubarkan karena ada 10 orang dengan alat musik. Hal itu dilakukan semata-mata untuk menegakkan aturan mencegah kerumunan mengingat saat ini masih berlangsung PPKM

”Dengan alasan ekonomi, mereka mau ngamen. Tapi ya kita sampaikan saat ini masih PPKM, kita antisipasi kalau terjadi kerumunan. Maka kita himbau untuk kegiatan sementara dibatalkan,” ujarnya.

Kapolsek menyampaikan para seniman memanfaatkan area parkir di Pasar Nglangon. Namun pihaknya bersama Muspika menghimbau bahwa kegiatan musik baiknya dibatalkan.

”Yang namanya musik apalagi dangdut, kita antisipasi kalau orang mau mendekat dan joget berkerumun,” terangnya.

Sementara, Camat Sragen Sigit Dwi Kartanto menegaskan selain berpotensi menimbulkan kerumunan juga belum ada ijin dari Kepala Pasar. Dia menjelaskan dari tim sudah bernegosiasi agar ngamen mereka ditunda dulu. Namun dari pelaku seni masih bersikeras dilanjutkan.

”Tadi disepakati dua lagu, setelah itu bubar. PPKM aturannya seperti itu, pelaku seni dengan jumlah 10 orang dengan alat musik berpotensi menimbulkan kerumunan,” terang Camat.

Menurutnya, pembubaran juga disertai dengan sekedarnya nyawer dari tim untuk sekedar ganti bensin para pekerja seni. Sebelum terlaksana sudah ada upaya persuasif agar ngamen mereka tunda. Harapannya tidak ada yang dikecewakan dan dirugikan.

“Kita tidak ingin menimbulkan kekecewaan, sekedar pengganti bensin ada untuk teman-teman,” ujar Sigit. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com