Kenapa Pasar Harus Ditutup Ketika Ada Kasus Positif COVID-19? Begini Jawaban Lengkap Bupati Wonogiri Joko Sutopo Alias Jekek yang Menyebut Sebagai Sinyal Pengingat

 

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selama ini ketika ditemukan kasus COVID-19 di lingkungan pasar, pemerintah dan Satgas setempat mengambil kebijakan penutupan pasar. Ini sebagaimana terjadi di sejumlah pasar di Kabupaten Wonogiri.

Yang menjadi pertanyaan sejumlah pihak adalah kenapa harus ditutup. Apakah tidak ada cara lain yang kebih efektif.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menjawab secara tegas pertanyaan tersebut. Pertama sangat jelas bahwa kebijakan penutupan pasar merupakan salah satu upaya menyetop penularan virus Corona di lingkungan pasar. Ini diikuti langkah lainnya seperti isolasi mandiri bagi para pedagang maupun penyemprotan disinfektan.

Selain itu penutupan sementara pasar bisa menjadikan langkah efektif mengingatkan kembali semua pihak bahwa pageblug belum berlalu. Diharapkan ketika ada penutupan pasar, publik akan bertanya-tanya hal apa yang sesungguhnya terjadi. Selanjutnya muncul kesadaran mengenai penerapan protokol kesehatan ketika telah mengetahui di balik penutupan itu.

“Nah, ketika pasar ditutup sementara akan timbul pertanyaan di masyarakat. Iki enek apa?Ternyata ada kasus COVID-19. Sehingga diharapkan masyarakat tersadar kembali bahwa ternyata pandemi belum usai, penerapan protokol kesehatan diperketat lagi,” sebut Bupati, Kamis (29/4/2021).

Menurut dia, kebijakan yang diambil dengan menutup pasar merupakan langkah tepat dan bisa mengedukasi masyarakat. Pasalnya ketika kebijakan itu tidak diambil, masyarakat bisa tidak nggagas dengan kondisi yang terjadi.
Publik menganggap semuanya baik-baik saja.

Untuk diketahui Satgas Wonogiri sempat menutup sejumlah pasar tradisional. Meliputi Pasar Kota Wonogiri, Pasar Sidoharjo, dan Pasar Slogohimo.

Pasar Slogohimo,kembali dibuka pada Rabu (28/4/2021). Sebelumnya sempat ditutup selama tiga hari ditutup karena ada sejumlah pedagang yang dinyatakan positif COVID-19. Aris