JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Ini Indikator yang Bikin 51 Pegawai KPK Dipecat Menurut Kepala BKN, 24 Lainnya Masih Bisa Dibina

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi menggelar aksi di gedung KPK, Jakarta, Selasa (18/5/2021). Dalam aksinya, mereka mendesak Ketua KPK Firli Bahuri membatalkan pemberhentian dan membentuk tim investigasi terhadap 75 pegawai KPK yang tidak memenuhi syarat saat mengikuti tes wawasan kebangsaan untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Tes wawasan kebangsaan (TWK) yang menyebabkan 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak lolos memang sempat memunculkan polemik.

Terkini, 51 orang di antara 75 pegawai yang tidak lolos TWK tersebut akhirnya dipecat karena dinilai tidak bisa lagi dibina.

Sebenarnya apa kriteria dan indikator yang digunakan Badan Kepegawaian Nasional (BKN) untuk memangkas 51 orang pegawai KPK tersebut??

Kepala Badan Kepegawaian Negara Bima Haria Wibisana menjelaskan indikator yang digunakan untuk menilai 75 pegawai KPK yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan.

Bima mengatakan asesmen TWK dibagi menjadi beberapa klaster penilaian.

Baca Juga :  Susul Megawati dan BEM 4 Perguruan Tinggi, Rizieq Shihab dan Din Syamsuddin Cs Ajukan Amicus Curiae ke MK

“Jadi untuk asesmen TWK ini ada klaster indikator yang dinilai,” kata Bima di kantornya, Jakarta Timur, Selasa (25/5/2021).

Bima memberikan penjelasan seusai rapat dengan KPK dan kementerian terkait mengenai nasib 75 pegawai.

Hasilnya, 51 pegawai dinyatakan tak bisa lagi bergabung dengan KPK, karena dinilai tidak bisa lagi dibina.

Bima mengatakan klaster penilaian pertama adalah kepribadian; kedua pengaruh, yaitu dipengaruhi atau mempengaruhi; ketiga, aspek PUNP, yaitu Pancasila, UUD 1945 dan seluruh aturan turunannya, NKRI dan Pemerintah yang sah.

Masing-masing indikator memiliki skor 6 untuk kepribadian, 7 untuk pengaruh dan 9 untuk PUNP.

Baca Juga :  Kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud Masih Optimistis MK Bakal Lahirkan Putusan Progresif

Bima mengatakan indikator PUNP adalah yang paling penting.

“PUNP itu harga mati,” kata dia.

Bima melanjutkan, bagi mereka yang aspek PUNP-nya sempurna, maka aspek kepribadian dan pengaruhnya masih bisa ditoleransi.

Menurut Bima, dari 75 orang pegawai yang tidak lolos TWK, sebanyak 51 orang mendapatkan skor PUNP negatif.

Sementara untuk 24 pegawai KPK sisanya yang dianggap masih bisa dibina, Bima mengatakan mereka mendapatkan skor negatif pada aspek kepribadian dan pengaruh.

Menurut dia, 24 orang ini masih bisa diangkat menjadi ASN asal mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan dan bela negara.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com