JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Gemolong Meledak, Antar Lamaran Pengantin, 8 Warga Malah Positif Terpapar Covid-19. Ternyata Ada Kaitannya dengan Kasus Jenazah Dijemput dan Dimandikan Sendiri

Ilustrasi lamaran pernikahan pengantin. Foto/Pexel
ย ย ย 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus kematian warga Desa Brangkal, Kecamatan Gemolong, Sragen yang positif covid-19 berbuntut panjang.

Usai jenazahnya nekat dijemput dan dimandikan sendiri oleh keluarga, sebanyak 8 orang dinyatakan positif tertular.

Hasil pelacakan dari Puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), 8 warga itu diduga kuat positif setelah sebelumnya sempat mengantar lamaran pengantin ke luar daerah.

“Jadi lebih mengarah ke klaster lamarannya daripada layatannya. Karena sebelumnya, mereka ikut mengantar lamaran pengantin ke salah satu daerah di luar wilayah,” papar Kepala DKK Sragen, Hargiyanto, Rabu (9/6/2021).

Ia menguraikan dari hasil tracing, sebelumnya, warga yang positif itu diketahui sempat ikut pergi iring-iring lamaran. Mereka membawa dua mobil mengantar pengantin untuk lamaran.

Setelah itu, kemudian ada satu warga yakni Bu S (55) yang meninggal dunia dan hasil swab positif terkonfirmasi covid-19.

Sayangnya, meski jenazah sudah dinyatakan positif, pihak keluarga dikabarkan menolak diantar pakai ambulans RS Kasih Ibu Solo, tempat almarhumah dirawat.

Pihak keluarga menjemput jenazah pakai ambulans sendiri dan kemudian jenazah dimandikan sendiri. Meski pemakaman dikabarkan dilakukan secara protokol covid-19, proses penjemputan dan pemandian yang dilakukan, sempat memicu spekulasi ditengarai berpotensi penyebaran covid-19.

“Dari keterangan Puskesmas, lebih mengarah ke klaster lamarannya. Bukan layatannya. Kemarin sudah kita lakukan tracing awal, ada 8 yang hasilnya positif. Nanti dilanjutkan tracing lagi dari 8 orang itu,” terang Hargiyanto.

Hargiyanto. Foto/Wardoyo

Sebelumnya sebanyak 15 warga diswab menyusul aksi nekat mereka menjemput dan memandikan jenazah pasien covid-19 asal Desa Brangkal, Kecamatan Gemolong.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Belasan warga itu akan diswab Jumat (4/6/2021) lantaran terlacak sempat kontak erat dengan jenazah perempuan berusia 55 tahun asal Brangkal yang meninggal Rabu (3/6/2021) malam.

“Yang mau diswab besok itu ada 15 orang. Datanya ada di Bu Bidan,” papar Kades Brangkal, Suratmin kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (3/6/2021).

Kades menguraikan dari 15 warga yang terlacak kontak erat itu mayoritas adalah keluarga dan warga. Mereka kontak erat dengan jenazah karena menjemput dan ikut memandikan jenazah.

Namun untuk prosesi pemakaman, menurutnya dilakukan oleh petugas relawan dan dimakamkan secara protokol kesehatan.

“Memang dimandikan sendiri tapi yang memandikan pakai APD juga. Kalau yang memakamkan relawan dan secara prokes,” terangnya.

Kasus penolakan pemulasaraan jenazah positif covid-19 di Desa Brangkal, Kecamatan Gemolong, Sragen itu mencuat setelah sempat beredar kabar pihak keluarga menolak jenazah almarhumah diantar pakai ambulans RS Kasih Ibu Solo.

Ternyata, pihak keluarga jenazah perempuan tersebut memang sempat menolak untuk ditangani secara protokol kesehatan.

Pihak keluarga bahkan ngotot menjemput sendiri jenazah dari rumah sakit dengan ambulans yang dibawa sendiri. Mereka menolak jenazah diantar oleh ambulans dari rumah sakit dan petugas.

Manajer Humas RS Kasih Ibu, Solo, dr. Divan Fernandes melalui pesan whatsapp membenarkan perihal kasus tersebut.

“Semalam memang ada penolakan pemakaman dengan protokol Covid-19. Namun info yang kami punya tidak menggunakan ambulance,” kata Divan, Kamis (3/6/2021).

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Divan memaparkan, jenazah asal Gemolong itu memang terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga harus dimakamkan menggunakan protokol yang telah diatur.

“(Jenazah) dibawa keluarga, memang terkonfirmasi (Covid-19). Saat ini sudah ditindaklanjuti sesuai dengan SOP,” tegasnya.

Terpisah, Kades Brangkal, Suratmin menyampaikan jenazah almarhumah memang tidak diantar ambulans rumah sakit. Hal itu karena keluarga memang sempat menghendaki menjemput sendiri jenazah.

“Iya memang dijemput ambulans dari SH (PSHT). Tidak diantar ambulans rumah sakit. Dari keluarga memang maunya dijemput sendiri,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (3/6/2021).

Kades menyampaikan setiba di rumah, jenazah memang dimandikan sendiri oleh keluarga. Namun ia menyebut orang yang memandikan memakai pakaian APD.

Setelah itu, menurutnya, jenazah kemudian tetap dimakamkan secara prokes. Pemakaman dilakukan oleh relawan.

“Iya, memang dimandikan sendiri tapi yang mandikan pakai APD. Tapi terus langsung dimakamkan pakai prokes. Yang memakamkan relawan,” tuturnya.

Kades menyampaikan jenazah yang positif covid-19 itu berjenis kelamin perempuan. Berusia sekitar 55 tahun dan profesinya petani.

Sebelum dirujuk ke RS Kasih Ibu Solo, almarhumah sempat dirawat ke RSUD Gemolong. Karena kondisinya memburuk, oleh rumah sakit dirujuk ke RS Kasih Ibu Solo.

“Hari Minggu dirawat, kemudian dirujuk ke RS Kasih Ibu Solo,” tegasnya.

Pemakaman dilakukan dinihari dan baru selesai jam 04.00 WIB. Pemakaman agak molor karena lokasi tanah agak keras dan butuh waktu untuk menggali. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com