JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Dokter Adaninggar Minta Masyarakat Tak Mudah Percaya Hoaks Soal Covid-19. Jika Tak Paham, Diam dan Tak Perlu Share

Instagram
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya pada informasi yang bertebaran di media sosial terkait pandemi Covid-19, yang belum teruji kebenarannya.

Peringatan itu disampaikan oleh dokter Adaninggar menyikapi maraknya berita-berita hoaks terkait Covid-19, yang berpotensi mengganggu penanganan Covid-19 oleh pemerintah.

Dokter Ning juga mengingatkan agar masyarakat  Indonesia berhenti menyebarkan hoaks, termasuk penyebaran hoaks yang sengaja dibuat sekadar untuk membuat heboh.

“Bagi siapapun, please kendalikan diri anda. Jika memang anda tidak paham sesuatu dan opini anda berpotensi kontraproduktif terhadap pengendalian pandemi, lebih baik diam. Kecuali anda memang tidak ingin pandemi segera berakhir!!” cuitnya melalui instagram @drningz.

Diketahui, belakangan sempat heboh video hoaks tentang seorng Satpam bernama Apad, yang menguji air keran  dengan alat rapid test.

Video yang viral di media sosial dan diunggah kembali oleh akun instagram @info_tetangga tersebut merekam saat dua orang satpam ditemani seorang wanita mengambil air dari keran langsung, mengisi ke dalam botol, lalu menuangkan beberapa tetes air ke alat tes rapid.

Baca Juga :  MK Sebarkan Undangan Sidang Putusan Sengketa Pilpres, Pemohon Amicus Curiae Tak Diundang

Dari video yang kemungkinan direkam pada Jumat, 23 Juli 2021 tersebut, diketahui bahwa alat tes covid-19 bermerek Abbott menunjukkan hasil positif.

“Penjual kampret, ternyata air keran Positif Covid-19 ya, besok-besok karyawan jangan mau dites, bohong,” ujarnya.

Melihat hoaks tersebut merugikan masyarakat, dokter Adaninggar pun melalui akun instagramnya @drningz menyatakan bahwa hal tersebut tidaklah benar.

Menurutnya, semua alat kesehatan memiliki cara kerjanya masing-masing dan harus melalui tahapan yang tepat. Jika tidak tepat, pemakaian alat tes dapat memberi hasil positif atau negatif palsu.

Seperti dikutip dari WHO dan FDA, tes swab antigen harus dilakukan dengan pemeriksaan swab nasofaring dan harus dilakukan dan diinterpretasi oleh tenaga profesional terlatih. Jika tidak memenuhi kedua syarat tersebut, maka hasilnya tidak valid.

Baca Juga :  Pakar: Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Picu Inflasi

Faktanya, di dalam alat tes antigen, terdapat kertas deteksi yang bernama MEMBRAN NITROSELULOSA yang lapisannya sangat rapuh. Apabila sampel yang dimasukkan bukan hasil swab nasofaring, maka membran akan rusak dan hasilnya bisa jadi positif palsu.

Dokter Ning juga memberikan contoh pengujian pemeriksaan rapid tes malaria, dan saat dicoba dengan air keran, maka hasilnya FALSE POSITIVE atau positif palsu. Hal ini dapat terjadi karena ada perbedaan buffer pH dan kekuatan ion.

Dokter Ning juga menyayangkan bahwa faktanya banyak oknum yang termakan oleh hoaks ini.

“Entah apa motivasi orang-orang yang berbuat ini. Mau pansos? Cari perhatian? Mau jadi pahlawan kesiangan? Yaa begini-begini ini yang bikin pandemi di Indonesia awet apalagi masyarakat kita mudah banget lagi percaya,” tulisnya pada Senin, (26/7/2021).

“Tingkatkan literasi, jangan mudah dibodohi oleh hoax. Masa depan negara kita tergantung kita.” Pungkasnya. Elysa Indriyani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com