BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seiring perkembangan jaman dan munculnya mekanisasi pertanian, ternak kerbau pun terpinggirkan. Para peternak lebih memilih menjual kerbau miliknya.
Semula kerbau peliharaan sekaligus dimanfaatkan untuk membajak sawah. Praktis, di setiap dukuh pasti ada peternak kerbau.
Namun dengan munculnya mekanisasi pertanian, maka peran kerbau untuk mengolah tanah pertanian semakin terpinggirkan.
Petani lebih memilih traktor untuk mengolah tanahnya karena lebih cepat dan praktis.
Karena kalah bersaing, maka para peternak kerbau pun akhirnya memilih menjual ternaknya.
Ada yang kemudian membeli traktor dari hasil penjualan kerbaunya. Ada pula yang memilih untuk menjalankan traktor milik orang lain dengan sistem bagi hasil.
Namun ada pula peternak yang tetap bertahan memelihara ternak kerbau.
Salah satunya adalah Mbah Luginah (70) warga Dukuh Peni, Desa Kuwiran, Kecamatan Banyudono, Boyolali.
Saat ini dia memiliki 7 ekor kerbau. Kerbau tersebut digembalakan di areal pesawahan sekitar rumahnya setiap pagi dan sore hari.
Kerbau sebagai tabungan dan hanya dijual jika dia membutuhkan uang untuk kebutuhan rumah tangga.
“Saya sudah puluhan tahun memelihara kerbau, sejak almarhum suami dahulu,” katanya.
Saat itu, suami memanfaatkan kerbau untuk membajak sawah.
“Ya, waktu itu membajak sawah masih menggunakan kerbau. Sekarang kerbau sudah dikalahkan traktor. Tak ada lagi petani mengolah tanah dengan tenaga kerbau,” katanya dengan nada getir.
Namun, dia tetap memelihara kerbau sampai saat ini. Selain rasa suka, juga memelihara kerbau lebih mudah dibandingkan memelihara sapi.
Pakan untuk kerbau sangat mudah, tinggal diberi batang padi atau merang bekas padi yang sudah dirontokkan bulir gabahnya.
Pagi dan sore tinggal digembalakan di sawah yang sudah dipanen. Sebelum pulang kerbau dimandikan di sungai. Tak perlu membeli katul dan konsentrat untuk pakan kerbau. Itupun kerbau sudah bisa gemuk.
“Karena sudah tua, untuk menggembalakan kerbau ya dibantu anak saya,” katanya.
Untuk penjualan, lanjut dia, tidak mengalami kesulitan. Pembeli atau bakul terkadang ke rumahnya untuk menanyakan apakah ada kerbau yang akan dijual. Harganya tergantung besar kecilnya kerbau, yakni antara Rp 7 juta hingga Rp 15 juta.
“Biadanya, kerbau akan dijual lagi ke Demak atau Kudus,” ungkap Luginah. Waskita
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com