JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas mulai diberlakukan di beberapa sekolah di Indonesia. Pasca pemberlakuan PTM tersebut, muncul kabar munculnya kluster Covid-19 di sekolah.
Mengenai hal itu, beberapa menteri pun angkat bicara.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin misalnya, dia menepis kabar bahwa banyak terjadi klaster baru di sekolah, seiring dengan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM).
“Jadi kalau kemarin beredar kabar banyaknya klaseter baru, sebenarnya tidak demikian,” ujar Budi Gunadi.
Sementara melansir dari Liputan6.com, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengatakan ada miskonsepsi terkait data 2,8 persen sekolah menjadid klaster Covid-19.
Menurut Nadiem, data tersebut merupakan angka kumulatif selama masa pandemi Covid-19.
“Bahwa angka satuan pendidikan 2,8 persen walaupun kecil, tapi itu data kumulatif bukan data satu bulan. Jadi, itu semua dari seluruh masa Covid-19, bukan bulan terakhir PTM (pembelajaran tatap muka) terjadi,” ujar Nadiem.
Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan kasus kenaikan kasus akibat PTM Terbatas masih bisa dikendalikan.
Luhut menyebut sistem yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KemendikbudRistek) cukup bagus meksipun masih terdapat sejumlah tantangan.
“Bahwa ada tantangan di sana sini, yes. Tapi kita lebih takut dan ngeri lagi kalau generasi yang akan datang jadi tidak berpendidikan dan jadi bodoh,” jelas Luhut. Maulana Yusuf
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.