JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Kasus Kematian Mahasiswa UNS Saat Diklat Menwa, Semula Dikabarkan Kesurupan, Tapi Kepala dan Wajah Penuh Luka. Pihak Keluarga Curiga Anaknya Jadi Korban Penganiayaan

   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -Tabir kematian mahasiswa UNS,  Gilang Endy Saputra (21) yang meninggal saat mengikuti Diklat Resimen Mahasiswa (Menwa),  akhirnya terungkap.

Pihak keluarga tidak terima  terhadap kematian anaknya, karena berdasarkan luka di tubuhnya,  diduga kuat  disebabkan oleh adanya  penganiayaan.

Kecurigaan itu terkuak secara gamblang pada kronologi detik-detik kematian korban. Yakni diawali dari tingkah panitia Diklat Menwa yang meragukan dan menimbulkan kecurigaan dari keluarga saat panitia datang menemui keluarga korban pada Senin (25/10/2021) dinihari pukul 01.35 WIB.

“Awalnya dua orang utusan dari panitia Diklat Menwa datang ke rumah korban.  Namun tidak terbuka, hanya mengabarkan bahwa Gilang Endy Saputra kesurupan dan setelah dirukyah justru sakit,” ungkap Kadus Keti, Desa Dayu Karangpandan, Yoga Candra Santosa (35) kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (25/10/2021).

Selanjutnya, keluarga korban diajak dua orang utusan panitia ke RS Moewardi Solo, namun sampai ditengah perjalanan, kedua orang utusan itu baru mengaku bahwa Gilang Endy Saputra meninggal dunia.

Tak pelak,  keluarga shock namun tetap meneruskan perjalanan ke rumah sakit. Sesampai rumah sakit,  kecurigaan makin menjadi karena tidak ada panitia yang menyambut keluarga korban dan terkesan tak peduli.

Keluarga korban pun tetap diam dan membawa pulang jenazah korban dan sampai rumah pukul 05.30 WIB bersama pihak panitia, namun panitia langsung cepat pergi setelah mengantarkan jenazah, sehingga pihak  keluarga mulai curiga lagi .

Akan tetapi kecurigaan keluarga benar-benar shock pecah  dan marah saat hendak memandikan jenazah.  Diketahui kondisi jasad korban yang mengenaskan penuh luka dan wajahnya lebam berdarah nyaris sulit dikenali.

“Lha kekagetan keluarga dan juga warga dusun tak terbendung saat melihat jasad korban sangat memprihatinkan banyak luka mulai dari mata keluar darah, pipi lebam, tangan luka gosong dan hidung mengeluarkan darah,” ungkap Kadus Yoga Candra Santoso.

Sejurus kemudian keluarga dan warga marah tidak terima atas kondisi jasad korban dan melaporkan kasus kematian itu ke Polres Karanganyar. Selanjutnya atas saran kepolisian keluarga pun meminta agar dilakukan otopsi.

“Iya hingga sekarang pukul 12.00 WIB otopsi masih berlangsung dirumah sakit dan kami dari perangkat desa bersama warga terus berkordinasi,” ujarnya.

Lebih lanjut Kadus menceritakan dari kedatangan awal utusan panitia ke rumah korban untuk mengabarkan kondisi Gilang Endy Saputra sudah terlihat banyak kejanggalan. Pertama panitia mengaku korban kesurupan dan sempat dirukyah.

Selain itu utusan panitia mengabarkan korban sakit karena kecapekan dan alasan lainnya.

“Ekspresi utusan panitia itu sangat ketakutan dan tidak berani terus terang jika korban sudah meninggal dunia,” tuturnya.

Kini, keluarga dan  warga Dusun Keti Desa Dayu, Karangpandan, Karanganyar pun mengaku kecewa dengan perlakuan panitia Diklat berdasar luka ditubuh korban yang mengenaskan.

Sementara itu Kapolsek Karangpandan Iptu Sri Pujiyanto SH membenarkan bahwa kematian korban tidak wajar.

“Dari koordinasi Polsek dengan keluarga diketahui bukan hanya luka pada wajah dan tangan  tetapi tengkuk memar dan kaki kanan memar,” tandasnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (25/10/2021).
Beni Indra

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com