JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Menengok Umbul Langse, Sumber Airnya Sempat Mati Beberapa Kali

   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Umbul Langse di  Dukuh Lebak, Desa Nepen, Kecamatan Teras cukup unik.

Ya, umbul ini tercatat beberapa kali mati, bahkan terakhir paling lama hingga hampir 7 tahun.

Umbul tersebut kini sudah hidup lagi dengan debit air yang cukup besar. Air dari Umbul tersebut kini juga dimanfaatkan warga untuk air minum, irigasi pertanian dan perikanan hingga wisata pemandian.

“Umbul Langse ini mati suri beberapa kali. Yang terakhir itu mati suri sampai hampir tujuh tahun,” kata Sugiman, Ketua Rt 06 Rw 01 Dukuh Lebak, Desa Nepen, Minggu (31/10/2021).
Saat mati, umbul pun mengering. Warga pun susah mencari air baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun irigasi pertanian.

Untuk rumah tangga, warga akhirnya membuat sumur. Warga yang resah juga mulai memikirkan cara agar umbul bisa mengalir lagi.

“Bersama Pak Suko dan Pak Gunawan, kami berembug bagaimana caranya agar umbul ini bisa hidup lagi.”

Baca Juga :  Harga Migor di Boyolali Terus Meroket,  Pedagang dan Pembeli Sama- sama Mengeluh

Dari penjelasan orang yang mengetahui hal yang kasat mata, diceritakan jika Umbul Langse ‘digadaikan’ ke daerah lain selama tujuh tahun.

“Saat itu baru berjalan lima tahun, mendekati 6 tahun, jadi kurang satu tahun,” lanjutnya.

Untuk menebus kekurangan satu tahun, diminta mencari syarat-syarat atau ubo rampe sesaji. Total ada 17 macam sesaji. Antara lain, kambing kendit, pisang emas berikut pohon dan jantungnya tidak boleh dipotong-potong.
“Terus ada kacang panjang juga tidak boleh dipotong-potong dan pring (bambu) petuk.”

Ritual pun dimulai. Seluruh sesaji diletakkan di bawah bebatuan di bawah pohon besar, yang menjadi tempat keluarnya air. Doa-doa dipanjatkan. Selama beberapa malam, sejumlah warga juga melakukan sholat ghaib disekitar umbul.

“Di tahun 2006 itu mulai ada perkembangan, mulai ada rembesan-rembesan air. Terus saya bersihkan, airnya saya alirkan.”

Baca Juga :  Sahabat Kang Luthfi Boyolali Dorong Kapolda Jateng Nyalon Gubernur dan Memenangkannya

Setelah air mulai keluar, warga kemudian menggelar merti umbul dan digelar sholawatan serta pentas wayang kulit.

Hingga mata air semakin besar setelah terjadi gempa bumi dahsyat tahun 2006 yang melanda Yogya dan sebagian Jateng.

Dia juga mengingatkan adanya tiga pantangan yang tak boleh dilanggar agar umbul tidak surut. Pertama, air dari umbul ini tidak boleh untuk rebutan. Kedua, ikan-ikan disekitar umbul tidak boleh diambil dan ketiga, umbul harus rutin dirawat.

Kini, air dari umbul yang berada di pinggir jalan Randusari – Kopen,Kecamatan Teras itu dimanfaatkan warga untuk berbagai keperluan.

Yaitu untuk air minum di tiga RT. Lalu pengairan irigasi persawahan di lebih dari empat desa, bahkan hingga wilayah Kecamatan Sawit.

“Juga untuk wisata pemandian dan sering digunakan untuk terapi-terapi, karena kandungan airnya kan bagus.” Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com