JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Qodari: Koalisi Indonesia Bersatu Perkuat Kinerja Pemerintahan

Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat pertemuan dengan Ketum PPP, Suharso Monoarfa daan Ketum PAN, Zulkifli Hasan / istimewa
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Kemunculan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang merupakan gabungan dari Partai Golkar, PPP dan PAN dinilai tidak akan menjadi ganjalan bagi pemerintah.

Justru sebaliknya, keberadaan KIB justru bisa memperkuat kinerja pemerintahan di bawah kendali Presiden Joko Widodo (Jokowi), sekalipun ketia ketua Umum partai tersebut duduk di kabinet.

Pendapat itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari. Menurutnya, sejak awal kerja sama, tiga partai tersebut untuk menyukseskan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Hal itulah yang bisa membantah tudingan sejumlah pihak koalisi tersebut bakal menghambat kerja pemerintah.

“Koalisi ini misinya adalah menyukseskan dan melanjutkan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pak Jokowi. Jadi justru menjadi penguatan terhadap koalisi yang sudah ada di pemerintahan saat ini,” tutur Qodari dalam keterangan, Jumat (22/5/2022).

Baca Juga :  Sampai Rabu, MK Telah Menerima 21 Amicus Curiae Terkait Sengketa Pilpres 2024

Ia menambahkan, keberadaan ketua parpol KIB dalam kabinet justru semakin memperkuat kinerja pemerintah. Sebab, kinerja menteri akan berbanding lurus dengan elektabilitas mereka sendiri.

Jika kinerja mereka sebagai menteri bisa maksimal, masyarakat bisa menilai positif yang berdampak pada tingginya insentif electoral terhadap ketum parpol.

“Justru kalau dia kinerjanya tidak maksimal sebagai menteri, maka itu akan memperkecil insentif politiknya,” tegas Qodari.

Pada posisi ini, kinerja menteri bakal sejalan dengan insentif electoral yang bisa diperolehnya. Semakin bagus kinerja seorang menteri yang juga ketum parpol, semakin besar juga insentif electoral yang bisa didapatkannya dari masyarakat.

Qodari menilai munculnya tudingan negatif pada KIB karena ketiga parpol ini sangat strategis dan diperhitungkan. Banyak parpol yang masih ragu-ragu atau kesulitan menjalin koalisi dengan parpol lainnya.

Tapi yang ditunjukkan Golkar, PAN, dan PPP seolah memagari mereka dari manuver politik instan yang tergesa-gesa.

Baca Juga :  Ini Mekanisme Pengamanan Super Ketat di MK untuk Jamin Rapat Sengketa Pilpres 2024 Tak Akan Bocor

Pernyataan negatif soal KIB muncul dari PDIP karena partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu saat ini masih kesulitan untuk berkoalisi. PDIP yang bisa mengusung sendiri capres-cawapresnya tetap harus mengajak parpol Islam untuk berkoalisi.

Parpol Islam yang belum menyatakan bergabung dengan koalisi manapun tinggal PKB. Berdasar pengalaman yang lalu, PKB seringkali memutuskan koalisi menjelang akhir. Jadi, sulit bagi PDIP untuk menggandeng PKB.

Qodari menilai PDIP juga sulit menjalin koalisi dengan PKS, Demokrat, dan Nasdem. Hanya Gerindra yang paling memungkinkan bisa berkoalisi dengan PDIP, meskipun, partai berlambang burung Garuda ngotot memajukan nama Prabowo Subianto sebagai capres.

“Saya kira PDIP sulit untuk bisa berkoalisi hari ini,” tutur Qodari, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com