
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Momentum peringatan HUT RI ke-77 mencatat sejarah mengesankan di wilayah pinggiran Sragen.
Di sebuah desa di ujung perbatasan Sragen, tepatnya di Desa Bagor, Kecamatan Miri, pemuda pemudi karang taruna setempat membuat torehan sejarah dengan berhasil mengibarkan bendera merah putih raksasa.
Bendera berukuran 6 x 10 meter itu dikibarkan di ketinggian 23 meter di lapangan Dukuh Kaliapang, Desa Bagor, Miri bertepatan dengan momentum peringatan HUT RI 2022.
Menurut perwakilan karang taruna, Dwi Bagas Yuliyanto, ide membuat bendera raksasa itu muncul saat rapat karang taruna.
Ide itu dilontarkan oleh salah satu anggota bernama Muh Mqy Mariman alias Bagong. Di mana saat itu ia mengusulkan pembuatan menara dan pengibaran bendera raksasa di lapangan setempat.
Ide itu kemudian disetujui dan kemudian direalisasikan bersama. Secara gotong royong, menara setinggi 23 meter itu lantas dibuat untuk pengibaran bendera raksasa.
Pembuatan menara tersebut dilakukan oleh Karang Taruna Mekar Asri Dukuh Kaliapang dan warga desa Kaliapang.
“Ide pertama pembuatan menara dan pengibaran bendera adalah dari Mas Muh. Mqy Mariman atau Mas Bagong. Kemudian disetujui dan dilaksanakan bersama,” papar Bagas kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (23/8/2022).
Dengan dukungan semua elemen, bendera raksasa itu akhirnya berhasil dikibarkan di menara tengah lapangan.
Ide tersebut dilaksanakan dengan tujuan menumbuhkan rasa nasionalisme dan bersatu dalam perbedaan untuk kemajuan Indonesia.
“Seperti semboyan bangsa indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika. Walaupun berbeda beda tetapi tetap satu juga,” urainya.
Menjadi Inspirasi
Ia berharap pembuatan menara dan bendera raksasa itu diharapkan bisa menginspirasi seluruh warga Kaliapang dan warga negara Indonesia pada umumnya.
Agar tetap menjaga persatuan dalam perbedaan guna Kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.

Pengibaran bendera raksasa di atas menara 23 meter itu mendapat apresiasi positif dari anggota DPRD Sragen, Hariyanto. Legislator asal PKB itu mengaku terkesan dengan ide dan perjuangan para pemuda serta warga di desa perbatasan itu untuk menunjukkan semangat nasionalismenya.
“Itu sangat kreatif dan bagus. Selain memupuk semangat gotong royong, pembuatan beberapa raksasa yang dikibarkan di menara ketinggian 23 meter itu menunjukkan semangat kecintaan tanah air. Sehingga meski harus berjuang, berkat kebersamaan menara yang tinggi pun bisa diwujudkan. Semoga apa yang mereka lakukan bisa menginspirasi semua elemen untuk memberikan yang terbaik demi kemajuan desa, daerah, bangsa dan negara,” tandasnya. Wardoyo