JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Bantuan PIP Sragen Diwarnai Pungli. Baru Dapat Formulir Sudah Ditarik Rp 80.000, Sejumlah Orangtua Pilih Mundur

Ilustrasi pungutan liar atau pungli. Foto/Istimewa
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Program bantuan siswa dari Program Indonesia Pintar (PIP) di sejumlah sekolah di Sragen, menuai keluhan.

Belum lagi bantuan cair, sejumlah wali murid siswa calon penerima PIP sudah mengeluhkan mulai dimintai setoran alias pungutan oleh oknum yang membawa formulir.

Mereka mengaku ditarik Rp 50.000 sampai Rp 80.000 hanya untuk mengambil formulir dan melakukan pengisian data.

Praktik pungutan liar (pungli) itu terendus di wilayah Sragen Barat, yakni di Gemolong dan Miri. Munculnya tarikan itu mencuat dari sejumlah wali murid seusai mengambil dan mengisi formulir untuk pencairan.

“Banyak orang tua murid yang mengeluh, katanya PIP gratis dan diberikan utuh. Lha ini baru disuruh ambil dan ngisi data formulir saja sudah diminta bayar Rp 80.000. padahal waktu sosialisasi gratis dan tidak ada potongan,” kata NA (37) salah satu wali murid di Kecamatan Miri, Sragen kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (4/9/2022).

Ibu muda itu menguraikan setoran dengan dalih untuk ganti bensin itu diminta oleh oknum yang membawa dan mengedarkan formulir untuk siswa.

Baca Juga :  Hujan Deras 4 Jam Sore Tadi, Rumah Warga Desa Jati, Sumberlawang dan Tanon Sragen Terendam Banjir

Aksi pungutan itu memang tidak dilakukan semua oknum petugas yang ditunjuk. Ada oknum yang menarik namun ada pula yang menggratiskan.

Menurutnya munculnya tarikan uang bensin itu sangat disayangkan. Sebab tarikan itu muncul baru untuk pengambilan formulir saja dan dana belum cair.

“Tergantung siapa yang diamanahi untuk mengedarkan. Ada yang minta uang ada yang tidak. Yang sangat disayangkan itu, lha ini kan baru mau mengajukan dan belum tentu di-ACC kok sudah minta uang. Apa nggak kasian jika suruh bayar dulu padahal belum tentu dapat,” urainya.

Bahkan, NA menyebut karena sudah diminta membayar di awal, sejumlah wali murid sampai memilih untuk mengundurkan diri dan mengurungkan niat mendaftar PIP.

“Kalau minta seikhlasnya buat ganti bensin, ya mestinya jangan ditarget harus Rp 80.000. Bagi yang punya uang segitu mungkin nggak masalah, tapi bagi orang desa atau yang kerjanya buruh, kan kasihan. Apalagi di kampung nyari duit sulit. Ya, akhirnya banyak warga memilih mundur,” urainya.

Ketua Komisi IV DPRD Sragen sekaligus bendahara DPC PDIP, Sugiyamto saat melakukan sosialisasi bantuan PIP di hadapan siswa SMK Bina Taruna Masaran, Jumat (26/8/2022). Foto/Wardoyo

Keluhan senada diungkapkan SM (38) wali murid asal Gemolong. Di wilayahnya, setiap penerima PIP diminta menyetor Rp 50.000 apabila bantuan sudah cair.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

Setoran itu diminta oleh oknum yang mendaftarkan siswa ke dalam usulan penerima PIP.

“Pokoknya setiap penerima kalau sudah cair harus memberikan uang Rp 50.000 ke oknum itu. Ini memberatkan,” ucapnya.

Terpisah, Bendahara DPC PDIP Sragen, Sugiyamto mengaku akan segera menindaklanjuti informasi keluhan warga itu.

Jika benar ada pungutan, pihaknya sangat menyayangkan. Sebab sejak awal sudah ditekankan ke semua pengurus atau petugas yang mengedarkan formulir untuk tidak memungut apapun karena formulir dan pendaftaran semuanya gratis.

Hal itu juga sudah selalu didengungkan oleh jajaran fraksi PDIP Sragen di setiap sosialisasi program PIP ke sekolah-sekolah yang digelar selama beberapa hari pekan lalu.

“Makanya setiap sosialisasi di sekolah – sekolah saya selalu menekankan kalau ada yang meminta potongan atau bayaran lapor ke saya. Untuk para caleg, apabila ada yang meminta para kadernya untuk mendata penerima PIP itu ya di berikan upah, jangan malah suruh motong,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Sragen itu. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com