JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Sempat Tinggi, Kini Harga Telur Anjlok. Peternak Was-was Turun di Bawah BEP

Peternak sedang mengumpulkan telur di peternakan ayam miliknya di Boyolali / Foto: Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM –   Setelah beberapa waktu harga telur ayam tinggi, kini harga mulai turun. Peternak ayam petelur merasa was- was.

Mereka khawatir harga terus merosot seperti beberapa waktu lalu. Semula harga tertinggi dari peternak mencapai Rp 27.500/kg. Kini merosot menjadi Rp 22.000 /kg. Turunnya harga telur dipicu serapan di pasar yang menurun.

Menurut Ketua Paguyuban Peterlur Boyolali Bersatu, drh Krishandrika Immanuel Raharjo,  penurunan ini berlangsung bertahap. Yakni sejak Presiden meminta penurunan harga telur ayam. Namun, harga telur terus merosot dan hampir menyentuh break event point (BEP) yakni Rp 21.000 /kg.

“Dari tertinggi Rp 27.500 /kg, kemarin (3/9) jadi Rp 23.000 dan Rp 24.900/kg. Lalu pagi ini (4/9/2022) sudah Rp 22.000 dan Rp 23,800/kg,” katanya.

Baca Juga :  Tertarik Mendaftar Polisi 2024? Polres Boyolali Masih Buka Pendaftaran Sampai 21 April, Lho!

Dijelaskan, harga telur ayam biasanya akan berubah pada siang hari. Dia was-was harga telur merosot hingga BEP atau batas impas. Turunnya harga telur diduga karena serapan telur di pasaran sepi.

Padahal biasanya, pasca Suro dalam penanggalan Jawa. Akan banyak hajatan dan kegiatan masyarakat.

Sehingga membuat kebutuhan telur naik dan harga terangkat.

“Kemarin peternak sudah mulai semangat, ini mulai mletre lagi. Selain faktor serapan sepi, plus ke Jakarta  banyak ekspedisi mogok minta naik dipicu kenaikan BBM. Kalau harga segitu (Rp 22.000/kg) ya minus lagi,” keluhnya.

Baca Juga :  Kades Meninggal Dunia, 2 Jabatan Kepala Desa di Boyolali Kosong

Dia meminta pemerintah juga membandingkan kondisi peternak. Keuntungan yang didapat saat ini, belum sebanding dengan kerugian besar yang dialami selama pandemi Covid-19.

“Banyak peternak kecil  gulung tikar. Bahkan yang mampu bertahan, masih kesulitan untuk memulihkan kondisi ekonomi dan kebutuhan kandang.”

Dia meminta agar pengendalian harga pasar tak sampai di bawah break event point (BEP). Sebab harga bahan baku pakan terus naik. Serta modal pullet ayam juga tinggi.

Harga pullet usia 14 minggu sudah Rp 105.000/ekor.

“Itupun masih nunggu dua bulan lagi untuk bisa produksi atau bertelur.” Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com