JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Terkait Penggunaan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Polri: Kita Evaluasi dan Selidiki Dulu

Tangkapan layar insiden kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang yang dilaporkan menelan korban 60 orang tewas, Sabtu (1/10/2022) malam. Foto/JSnews
   

trsJAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Tragedi Kanjuruhan menjadi perbincangan masyarakat luas, karena menimbulkan 129 korban tewas. Dalam peristiwa ini Polri menjadi salah satu pihak yang jadi sorotan terkait penggunaan gas air mata di dalam stadion.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengharap masyarakat bersabar agar penyidik bisa bekerja menuntaskan kasus ini.

“Harap bersabar, Pak Kapolri dan Pak Menpora hari ini melakukan rapat dulu bersama pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur, tentunya sesuai arahan Presiden, berikan kesempatan kepada penyidik untuk bekerja, nanti hasilnya disampaikan,” ujar Dedi Prasetyo kepada wartawan, Minggu, (2/10/2022).

Dedi Prasetyo mengatakan, Polri masih mengevaluasi terlebih dahulu secara menyeluruh dan komprehensif. Hasilnya, kata dia, akan disampaikan. “Kita tidak boleh buru-buru menyimpulkan,” ujarnya.

Sebelumnya, polisi diduga melanggar aturan FIFA karena menembakan gas air mata ke kerumunan tribun sehingga menyebabkan massa berdesakan keluar. Tudingan adanya pelanggaran tersebut dilontarkan oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso. Menurut dia, dalam aturan FIFA, senjata api dan pengendali massa tak diperbolehkan masuk ke dalam stadion.

“Penggunaan gas air mata di stadion sepak bola sesuai aturan FIFA dilarang. Hal itu tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa,” kata Sugeng dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 2 Oktober 2022.

Baca Juga :  Denny Indrayana Tak Yakin Hakim MK Mau Berkorban dan Jadi Pahlawan demi Selamatkan Demokrasi, Seperti Ini Prediksinya

Sugeng juga menyatakan bahwa polisi sempat melepaskan tembakan gas air mata secara membabi buta ke arah penonton. Hal itu membuat penonton panik sehingga berdesakan ke luar stadion.

“Akibatnya, banyak penonton yang sulit bernapas dan pingsan. Sehingga, banyak jatuh korban yang terinjak-injak di sekitar Stadion Kanjuruhan Malang,” kata dia.

Karena itu, IPW mendesak agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. Dia menilai Ferli harus bertanggung jawab dalam mengendalikan pengamanan pada pertandingan antara tuan rumah Arema FC Malang melawan Persebaya Surabaya itu.

Selain itu, Sugeng juga meminta agar Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta memproses pidana panitia penyelenggara pertandingan. Dia tak ingin tragedi Kanjuruhan ini menguap seperti kejadian pada laga Piala Presiden 2022 di Bandung Juni lalu.

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyatakan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bermula ketika sekitar tiga ribu suporter turun ke lapangan pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Mereka tidak puas dengan kekalahan tim kesayangannya dengan skor 2-3 di kandang sendiri.

Baca Juga :  Ketum PPP Hadir di Halalbihalal Golkar, Isyarat Gabung Kubu Prabowo?

“Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkistis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan,” kata Nico dalam konferensi pers Ahad, 2 Oktober 2022.

Para suporter Arema FC itu disebut berupaya mencari pemain dan ofisial. Melihat kondisi itu, menurut Nico, petugas keamanan berupaya melakukan pencegahan agar para suporter tidak mengejar pemain dan ofisial.

Aparat keamanan lantas melepaskan gas air mata untuk membubarkan para suporter. Menurut Nico, penembakan gas air mata dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan dinilai telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” kata dia.

Nico menyatakan, dari 127 orang korban meninggal tersebut dua diantaranya merupakan anggota Polri. Selain korban jiwa, terdapat juga 14 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 diantaranya merupakan kendaraan Polri.

Duel Arema FC vs Persebaya Surabaya memang dikenal sebagai pertarungan sarat gengsi. Pasalnya, laga itu mempertemukan dua tim terbesar di Jawa Timur.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com