JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Tugu 0 KM Desa Sambi, Arsiteknya Sekelas Uni Emirat Arab, Jadi Kebanggaan Baru dan Simbol Pemersatu Warga

Tugu nol kilometer di Desa Sambi, Kecamatan Sambirejo, Sragen tampak menyala di malam hari dan kini menjadi icon kebanggaan baru warga Sambi dan Sambirejo. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Terletak di kaki bukit, Desa Sambi di Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, kini menjelma menjadi barometer baru di Sragen Tenggara.

Ya, di bawah kepemimpinan Kades muda, Kresna Widya Permana, Desa Sambi mengalami banyak perubahan besar.

Tak hanya pembangunan infrastrukturnya, Sambi juga memiliki icon baru yakni bangunan tugu. Tugu menjulang dengan 7 pilar penopang itu berdiri di titik persimpangan menuju empat penjuru Sambirejo.

Tugu yang menjadi penanda nol kilometernya Desa Sambi itu kini menjadi pusat keramaian sekaligus simbol kebanggaan baru bagi warga Sambi.

Kades Sambi, Kresna Widya Permana mengungkapkan tugu itu dibangun sekitar tahun 2020 dengan perjuangan berliku.

Berawal dari kebingungannya mencari jajanan martabak, ide membangun tugu pun muncul.

“Awal mulanya waktu itu saya mau cari martabak nggak ada. Pas malam itu saya muter kok nggak ada yang mau dagang di sini (di persimpangan Sambi). Dari situ mulai punya gagasan harus punya pusat keramaian dulu. Akhirnya saya ngobrol dengan beberapa tokoh masyarakat bagaimana kalau dibangun tugu biar punya icon baru. Mereka mendukung lalu kita buat master plan,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (13/10/2022).

Setelah mendapat dukungan tokoh, ide membangun tugu penanda desa pun mulai digulirkan.

Tak main-main, Kades yang belum genap 30 tahun itu pun menggandeng rekannya yang bekerja sebagai arsitek di Uni Emirat Arab (UEA) untuk merancangnya.

Dari beberapa desain yang disodorkan, ia memilih rancangan tugu dengan tujuh pilar dan bola di atasnya.

“Rancangan itu kemudian saya konsultasikan dengan bapak (Bambang Widjo Purwanto) sebagai anggota DPRD yang siap membantu memberikan dana aspirasi. Setelah itu kita konsultasi ke Bidang Cipta Karya DPU untuk menghitung kebutuhan anggaran. Semua clear, akhirnya bisa dibangun,” urainya.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Kresna menceritakan tugu itu dibangun dengan anggaran Rp 165 juta bantuan dari dana aspirasi. Menariknya, tugu itu dibangun dengan serba hitungan tujuh.

Tak hanya 7 pilar penopang, tinggi tugu jika diukur dari dasar juga tepat tujuh meter. Serba 7 itu bukan kebetulan akan tetapi sengaja diciptakan dengan filosofi mendalam.

Termasuk ornamen bola besar yang disangga tujuh pilar itu juga mengandung makna khusus.

“Tujuh tiang menyangga bola itu memang ada filosofinya. Tujuh dalam bahasa Jawa artinya Pitu, yang diharapkan jadi pitulungan (pertolongan). Pitulungan dalam segala hal, untuk warga maupun desa. Kebetulan saya waktu dapat amanah dipilih warga menjabat Kades, saya punya jargon Sambi Nyawiji (bersatu). Nah 7 pilar itu menyangga bola itu simbol kebulatan tekad warga bersatu untuk mencapai satu tujuan,” urainya.

Tugu Sambi itu juga kebetulan tepat berada di titik nol yang membelah Desa Sambi menjadi 4 wilayah kebayanan. Dua kebayanan di Selatan tugu dan dua lainnya di Utara tugu.

Bawa Perubahan Baru

Kehadiran tugu itu terbukti mampu membawa perubahan besar bagi Sambi. Kresna mengakui selain menjadi pusat keramaian baru, lokasi di sekitar tugu kini banyak dimanfaatkan pelaku UMKM untuk berjualan.

Bahkan tugu yang dihiasi lampu di bagian pilar dan sekelilingnya itu kini juga menjadi simbol kebanggaan dan jadi lokasi wisata selfie bagi warga tiap sore hingga malam tiba.

Baca Juga :  Pra Popda Karisidenan Surakarta Digelar di Sragen, Sembilan Cabang Olahraga Dipertandingkan

“Dulu sepi, sekarang banyak masyarakat sekitar yang berjualan makanan jajanan. Hampir 3 kali lipat jumlah pedagangnya. Sehingga tiap sore hingga malam selalu ramai. Imbas positifnya, harga tanah di sekitarnya juga meningkat. Bahkan banyak warga luar yang lewat situ pasti mandeg dan pingin selfie,” urai Kresna.

Kades Sambi, Kresna Widya Permana. Foto/Wardoyo

Ditambahkan, tugu itu diharapkan memang membawa perubahan besar bagi desa maupun Sambirejo pada umumnya.

Tak hanya mengangkat perekonomian warga, Kresna berharap tugu itu benar-benar mewujudkan harapan untuk memperkuat persatuan di kalangan warga sebagaimana jargon Sambi Nyawiji yang ia canangkan.

“Bagaimana warga Desa Sambi jangan ada perpecahan apa pun itu. Meski dengan beragam latarbelakang agama dan sebagainya, kami berharap Sambi tetap utuh dan menyatu untuk mewujudkan satu tujuan membangun Sambi menjadi lebih maju,” tandasnya.

Sementara, anggota DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto yang membantu dana aspirasi pembangunan tugu, mengakui awalnya ia tidak setuju.

Bambang Widjo Purwanto. Foto/JSnews

Namun setelah dipaparkan maksud dan tujuan, ia pun akhirnya mendukung dan bahkan rela mengucurkan dana aspirasinya untuk mewujudkan pembangunan tugu icon Sambi.

“Kebetulan saya anggota DPRD di komisi 3 yang memang leading sectornya di situ. Setelah saya lihat, tujuannya bagus akhirnya saya dukung. Saya malah minta bantuan ke DPU melebarkan jalan sekitar agar tidak rawan, lalu pepohonan di sekitarnya dibersihkan sehingga tampak lebih terang. Kabel-kabel yang tidak tertib juga dirapikan, ternyata setelah berdiri tugunya, banyak membawa perubahan besar bagi Sambi. Kalau malam benar-benar indah dan membawa keramaian sekaligus kebanggaan baru bagi warga,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com