SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Calon Walikota Solo, Respati Ardi, menghadiri acara pengajian Hari Bermuhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo di Gedung Dakwah Balai Muhammadiyah, Keprabon, Solo, Minggu (29/9/2024).
Selain hadir sebagai tamu undangan, kehadiran Respati Ardi juga sebagai Badan Pengurus Lazismu Solo.
Dalam kesempatan tersebut, Respati menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Ketua Majelis Pendidikan PDM Solo, Mohamad Ali.
Kesepakatan tersebut terkait dengan program pembiasaan zakat, infak, dan sedekah sebagai bagian dari implementasi kurikulum Ismuba di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
“Lazismu sebagai lembaga filantropi harus bermanfaat tidak hanya bagi warga Muhammadiyah, tetapi juga bagi masyarakat umum. Ini adalah salah satu bentuk dakwah yang dapat kita jalankan bersama,” ujar Respati Ardi sebelum menandatangani MoU tersebut.
Sebagai calon Walikota Solo dengan nomor urut 2, Respati merasa bersyukur atas penandatanganan tersebut. Ia menegaskan bahwa Lazismu Solo telah memberikan teladan sebagai lembaga filantropi yang dapat diandalkan dan memberikan manfaat besar bagi umat.
Seusai acara, seperti biasa, Respati dikerumuni oleh warga Muhammadiyah yang ingin berfoto bersama. Dengan sabar dan senyuman, ia melayani setiap permintaan foto dari warga.
Teladan Kepemimpinan KH Ahmad Dahlan
Sebelum penandatanganan MoU, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan, menyampaikan tausiyah dengan tema “Akhlak Kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan”.
Dalam tausiyah tersebut, Budi mengajak para jemaah untuk meneladani kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan yang dikenal dengan delapan akhlaknya.
Menurut Budi, delapan akhlak kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan tersebut antara lain: Pertama, berlaku adil kepada semua orang; kedua, menjaga amanah dengan penuh tanggung jawab.
Akhlak ketiga adalah rendah hati atau tawadhu’; keempat, mengedepankan musyawarah dalam setiap keputusan; kelima, ikhlas dalam berbuat.
Adapun akhlak keenam adalah sabar dalam menghadapi ujian dan tantangan; ketujuh, penuh kasih sayang terhadap orang yang dipimpinnya; dan akhlak kedelapan, tegas dalam menegakkan kebenaran.
Budi Setiawan juga menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan yang tetap berada di jalur non-politik, meskipun turut melahirkan tokoh-tokoh besar yang berperan penting dalam sejarah Indonesia, seperti Jenderal Sudirman dan Ki Bagus Hadikusumo.
“Muhammadiyah memang melahirkan banyak tokoh politik, tetapi perannya tetap sebagai organisasi kemasyarakatan yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan dakwah,” tegasnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews. Suhamdani