JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Terancam Dipolisikan, Rocky Gerung Justru Menuding PDIP Lebih Tak Paham Pancasila Ketimbang Jokowi

   
Rocky Gerung / tribunnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski terancam dipolisikan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) setelah menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun pengamat politik Rocky Gerung tak gusar. Ia malah balik menuding PDIP lebih tak Paham Pancasila.

Dia tetap bersikukuh pada pendapatnya, bahwa Pancasila memang tidak diterapkan di negeri ini.

Melalui tayangan YouTube realita TV, Rabu (4/12/2019), Rocky Gerung mulanya menyinggung soal rencana kenaikan tarif Badan Penyedia Jaminan Sosial (BPJS) mulai 2020 mendatang.

Menurutnya, keputusan pemerintah menaikan tarif BPJS itu merupakan bentuk tak adanya pemahaman tentang pancasila.

“Saya kasih contoh, BPJS di-naikin, apa paham pancasila itu?” tanya Rocky.

“Keadilan sosial menuntut agar supaya dalam keadaan apapun kesehatan masyarakat, kemakmuran orang miskin itu dipelihara oleh negara.”

Ia menilai, kenaikan tarif BPJS itu cukup memberatkan masyarakat.

Rocky pun menyebut kebijakan tersebut melanggar sejumlah sila dalam pancasila.

“Kalau dinaikkan berarti bagian yang dia simpan untuk anaknya enggak ada lagi karena harus membayar BPJS yang naik,” jelas Rocky

“Kan itu enggak pancasilais ya, bertentangan enggak sama sila kelima? Sila pertama bertentangan itu, karena Tuhan minta negara urus rakyatnya,” sambung dia.

Sekali lagi, Rocky menegaskan bahwa kebijakan pemerintah kerap bertentangan dengan pancasila.

“Jadi saya bisa terangkan itu berputar-putar, jadi intinya adalah seluruh implikasi dari kebijakan pemerintah tidak memperlihatkan nilai dasar yang disebut sebagai pancasila,” ujar Rocky.

Baca Juga :  Banjir dan Tanah Longsor di Bandung Barat, 9 Orang Hilang dan 300-an Warga Ngungsi

Rocky Gerung sebut tiga sampai empat menteri patut di-reshuffle. (Tangkapan Layar YouTube realita TV)

Menanggapi hal itu, sang presenter pun menyinggung rencana PDI Perjuangan yang akan memenjarakan Rocky Gerung.

Sang presenter juga menyinggung nama Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi.

“Tapi tidak bisa dihindari juga, banyak yang tersinggung salah satunya Kak Teddy, PDIP juga akan melaporkan,” ucap sang presenter.

Alih-alih takut, Rocky Gerung justru menyebut PDIP lebih tak memahami pancasila.

Ia bahkan menyebut PDIP menganut aliran Soekarnoisme.

“PDIP lebih buruk lagi itu pengertiannya tentang pancasila karena dia kan cuma Soekarnisme kan?” ujar Rocky.

“Kan justru dari PDIP yang akan melaporkan?” sahut presenter.

“Ya tentu saya karena PDI yang paling mengklaim pancasila, dan saya mau balikkan itu,” jawab Rocky.

Lantas, presenter menyinggung kasus yang sempat menyeret Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke penjara.

“Tapi seandainya ini, bahkan Ahok saja sudah pernah dipenjara, seandainya kalau ini bergulir sampai Kak Rocky dipenjara gimana ini?” tanya presenter.

Menjawab pertanyaan itu, Rocky mengaku tak khawatir.

Ia justru mengungkapkan candaannya.

“Enggak lah, kan kamu besuk nanti,” jawab Rocky.

“Kita janjian dong enggak usah khawatir pasti banyak yang besuk nanti. Kak Teddy besuk dong ya kalau dipenjara,” jawab sang presenter tertawa.

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menanggapi soal pelaporan PDIP terhadap pengamat politik Rocky Gerung.

Ia mengatakan, presiden bukanlah sosok yang anti terhadap kritikan.

Baca Juga :  Usai TPN Ganjar-Mahfud Daftarkan Gugatan ke MK, PDIP Pastikan Bakal Menggulirkan Hak Angket di DPR

“Pemerintah tidak antikritik sepanjang kritikannya itu disampaikan secara akademis, karena kami sama-sama dari UI ya, sama-sama dari perguruan tinggi,” kata Fadjroel.

Namun, ia mengingatkan untuk membedakan antara kritik dengan fitnah ataupun pencemaran nama baik.

Ia lalu mempersilahkan siapapun untuk melakukan kritik terhadap pemerintah demi perkembangan demokrasi di Indonesia.

“Tetap lakukan kritik, karena tanpa kritik negeri ini tidak akan berkembang demokrasinya, tanpa kritik semua yang kita lakukan baik ekonomi, politik dan sosial itu harus mendapatkan juga semacam masukan dari publik,” beber Fadjorel.

Meski begitu, ia meminta para pengkritik untuk menyampaikannya secara hati-hati agar jatuhnya bukan fitnah.

“Tapi tetap hati-hati, karena kritik secara akademis, secara logis harus dibedakan dengan fitnah atau pencemaran,” papar Fadjroel.

Politisi PDIP Junimart Girsang menilai ucapan yang dikatakan oleh Rocky Gerung sudah dikatakan sebagai penghinaan terhadap simbol negara.

“Tentu sebagai anak bangsa, saya sangat kecewa dengan sikap dan pernyataan Rocky Gerung yang betul-betul menurut saya secara sengaja sudah menghina simbol negara, yakni Presiden RI,” ujar Junimart, Rabu  (4/12/2019).

Junimart menilai, pengamat politik tersebut harus mendapat ganjaran supaya setiap perkataannya tidak menimbulkan kontroversi dan juga kegaduhan di masyarakat.

Terlebih saat ini Rocky merupakan seorang dosen yang mengajar para mahasiswa.

“Saya memberikan masukan bahwa Rocky Gerung ini harus diberikan suatu pelajaran dalam etika,” ujar Junimart.

“Bagaimana mungkin beliau yang dosen itu bisa mendidik mahasiswa bila sikap dan perilakunya tak mendukung?” ujarnya.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com