JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Tanah Retak dan Bergerak di Dusun Kranjang Lor, Sidosari, Salaman, Magelang, 8 Rumah Rusak, Warga Mengungsi

Bencana tanah longsor dan tanah bergerak terjadi di Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Kamis (5/3). 8 rumah warga rusak. Warga mengungsi ke tempat aman. TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
   

MAGELANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Delapan rumah warga Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang rusak setelah terjadi tanah longsor dan tanah bergerak Kamis (5/3/2020).

Hingga Jumat (6/3/2020) tanah terus mengalami pergerakan, sehingga warga mesti mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Suroto, warga RT04/RW02 Dusun Kranjang Lor, Sidosari, Salaman, mengatakan, retakan tanah terjadi Kamis (5/3/2020) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

Tebing yang ada di belakang rumah warga mengalami keretakan memanjang.

Saat itu hujan deras juga mengguyur dan juga terjadi tanah longsor yang menutup akses jalan dusun.

“Kejadian itu sekitar pukul 03.00 WIB pagi, terjadi retakan tanah. Lalu, setelah itu, saat saya pulang dari masjid dan waktu itu hujan deras, tebing yang ada di dekat jalan (dusun) longsor dan menutup jalan,” tutur Suroto, saat diwawancarai di lokasi kejadian, Jumat (6/3/2020).

Keretakan tanah ini terjadi di beberapa titik di Dusun Kranjang Lor.

Tebing yang ada di pinggir permukiman warga retak dan membuat rumah ikut retak.

Baca Juga :  Lakukan Balapan Liar di Ungaran, Puluhan Pemuda Dihukum Menuntun Motor Mereka ke Polres Semarang

Kerusakan terjadi pada bagian dinding, lantai dan atap rumah.

Lapisan tanah diduga ambles dan mengalami penurunan.

“Retak ini sebenarnya sudah sejak lima hari lalu. Ada tanah yang retak, diuruk kembali, eh setelah hujan kemarin, ternyata tambah lagi. Rumah saya baru direnovasi, lantai rumah sudah ambles,” kata warga lain di RT05, Khamid Abdullah.

Saat hujan turun, warga pun mulai khawatir dengan adanya keretakan tanah ini.

Warga pun mengungsi ke tempat yang lebih aman. Berdasarkan data di pos lapangan, ada 57 KK yang mengungsi.

Jumlah jiwa sebanyak 215, tetapi tak seluruhnya turut mengungsi.

Mereka mengungsi ke sejumlah rumah warga ataupun saudara yang berada di tempat yang lebih aman.

Saat ini, penurunan tanah pun diduga masih terjadi di zona merah, membuat warga harus menyingkir terlebih dahulu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, menuturkan, terjadi keretakan tanah di lokasi tersebut.

Pihaknya pun tengah meminta bantuan dari PVMBG Bandung untuk mengkaji soal kejadian tersebut.

Baca Juga :  Dampak Banjir Kudus, 141 Warga Masih Tinggal di Posko Pengungsian Sepekan Ini

Ia mengatakan, pergerakan tanah memang terpantau secara kasat mata sekitar 5 sentimeter.

Pemicunya, diduga adalah air dari hujan yang turun deras beberapa waktu terakhir di lokasi tersebut.

“Pergerakan tanah kasat mata, melihat keretakan itu selebar itu, 5 sampai sekian sentimeter, yang jelas ada pergerakan. Kalau hujan tambah lebar retakannya. Pemicunya hujan ataupun air. Jadi panjang sekali retakan, untuk ditahan tidak longsor, kami tidak yakin. Kamii meminta bantuan PVMBG mengkaji itu, PVMBG Bandung, untuk menentukan tingkat kerawanan,” kata Edy, Jumat (6/3/2020).

Sementara itu, warga setempat mengungsi karena merasa takut dan khawatir retakan tanah terus terjadi.

Jumat (6/3/2020) ini sudah dua hari warga mengungsi. Sementara logistik masih terus diupayakan oleh BPBD Kabupaten Magelang.

“Ya ada longsor, membuat masyarakat takut dan mengungsi, retakan-retakan. Mulai mengungsi tadi malam. Ini malam kedua, dua malam pengungsinya. Imbauan kepada warga, mereka sudah betul, mengungsi dulu sementara, mengungsi tinggal masyarakat sudah mengungsi, tinggal kita melayani logistik itu yang jadi harus segera diselesaikan,” katanya.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com