JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Dramatis, Tak Rela Warganya Positif Corona Dijemput, Kades Penadaran Grobogan Nekat Hadang Petugas Medis Covid-19 dan Polisi

Mobil milik Kades Penadaran sengaja diparkir menutup jalan sebagai upaya penghadangan petugas medis covid-19 dan aparat kepolisian Polsek Gubug yang akan menjemput pasien terinfeksai virus corona, kemarin. Istimewa
   

GROBOGAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah pandemi covid-19, di Kabupaten Grobogan punya banyak alasan untuk mengkhawatirkan wabah virus corona. Di sisi lain juga ada keuntungan solidaritas warga di masa pandemi terus menguat.

Beragam bentuk partisipasi publik bagi tenaga medis ataupun warga terdampak telah muncul sejak awal wabah hingga sekarang. Modal sosial yang telah terbentuk ini bisa menjadi salah benteng pencegahan konflik sosial akibat wabah.

Namun realita tersebut berbanding terbalik dengan kejadian yang terjadi di wilayah Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Rabu (17/6/2020) siang lalu. Kepala desa Penadaran beserta sejumlah warga sekitar melakukan penghadangan terhadap upaya tenaga kesehatan dengan pengawalan ketat dari jajaran Polsek Gubug yang hendak menjemput salah seorang warga desa yang terinfeksi covid-19.

Bahkan peristiwa penjemputan pasien pun sangat menegangkan. Betapa tidak, badan jalan di jalur desa tetapnya di tugu yang menjadi titik perbatasan desa ditutup dengan mobil yang terparkir melintang arus.

Baca Juga :  Lakukan Balapan Liar di Ungaran, Puluhan Pemuda Dihukum Menuntun Motor Mereka ke Polres Semarang

Tak ayal, beberapa anggota kepolisian yang ikut serta menjemput pasien bersama dengan petugas medis dan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 terlibat perdebatan sengit atas upaya penolakan oleh warga.

Penjemputan warga desa Penadaran yang terinfeksi covid-19 itupun cukup menguras tenaga antar kedua belah pihak.

Kepala desa Penadaran bersama beberapa warga pendukung berusaha menghalangi petugas medis dan aparat kepolisian yang ingin menjemput pasien positif covid-19 di rumahnya. Mereka menilai penjemputan pasien covid-19 dianggap sangat mereshakan warga.

Suasana sempat memanas ketika petugas covid-19 dan kepolisian meminta untuk membuka jalan agar pasien bisa segera dibawa ke rumah sakit. Namun kepala desa bersikeras untuk tetap menolak penjemputan. Beberapa personel TNI dan Kepolisian turun dan membuka paksa dan menyingkrikan mobil yang dilapangkan di tengah jalan.

Menurut salah seorang warga desa Penadaran,Tutik Puji Rahayu, menjelaskan bahwa aksi kepala desa ini dipicu laporan warga yang mengaku resah dengan penjemputan pasien Covid-19.

Baca Juga :  Dampak Banjir Kudus, 141 Warga Masih Tinggal di Posko Pengungsian Sepekan Ini

“Saya tanya ke petugas covid-19, dan dibilang ada penghadangan oleh warga. Kemudian, oleh Kepolisian warga yang menghadang berhasil dibubarkan. Penutupan agar petugas covid tidak masuk karena warga khawatir,” kata Tutik yang berada tidak jauh dari lokasi penghadangan.

Setelah dibuka paksa Personil TNI dan Polri, mobil Siaga covid-19 Grobogan, Jawa Tengah melanjutkan perjalanan menuju Rumah Sakit Getas Pendowo, Gubug, Grobogan.
Tim covid-19 juga akan melakukan pemeriksaan rapid test kepada keluarga dan warga lainnya yang sempat kontak dengan pasien.

Sementara itu, aparat Polsek Gubug akan melakukan pemanggilan terhadap kepala desa dan warga yang ikut dalam aksi penghadangan tim covid-19. Hal itu lantaran penjemputan ini merupakan salah satu tindakan dalam mencegah penularan virus corona di lingkungan sekitar. Apa yang mereka lakukan tidak bisa dibenarkan. Kini, kasus penghadangan masih dalam penyelidikan Polres Grobogan. Satria Utama

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com