JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Awas! Antraks Sudah Masuk Wonogiri Lur, 2 Ekor Sapi Mati Mendadak, Didapat dari Gunungkidul DIY

Aktifitas perdagangan sapi di Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri.JSNews/Aris Arianto
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM –Tenryata kasus antraks sudah masuk Wonogiri.

Hal ini diketahui ketika ada temuan sejumlah sapi mati mendadak. Setelah dilakukan penelitian di laboratorium ternyata sapi-sapi tersebut terpapar antraks.

Informasi yang dihimpun, kasus sapi yang terpapar antraks ternyata ditemukan di Wonogiri pada akhir tahun 2021 lalu. Antraks ditemukan di dua ekor sapi yang mati mendadak.

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan atau Kepala Dislapernak Wonogiri Sutardi mengatakan pihaknya mendapati ada dua sapi di Desa Pucung Kecamatan Eromoko Wonogiri yang mati mendadak di tahun lalu.

Dua sapi itu diketahui didapat warga dari Gunungkidul DIY, untuk diketahui wilayah Gunungkidul memang terdapat kasus antraks.

“Kemungkinan ada transaksi jual beli sapi oleh warga. Kan masuk di perbatasan dengan Gunungkidul itu,” kata Sutardi, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga :  Turnamen Bola Voli Putra Manyaran Cup XVI 2024, Diikuti 45 Klub Catat Tanggal Mainnya

Awalnya, diketahui ada sapi di wilayah itu yang mati mendadak. Dinas yang mendapatkan laporan langsung bergerak ke lokasi adanya sapi yang mati mendadak.

Sampel jaringan atau darah sapi langsung diambil oleh petugas untuk pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, sapi itu terinfeksi antraks disebabkan bakteri Bacillus anthracis.

“Temuan itu sudah langsung bisa diatasi. Tidak ada masalah. Sapi-sapi di daerah perbatasan langsung kita vaksinasi setelah itu,” kata Sutardi.

Dia juga memastikan, hanya ada dua sapi yang terpapar antraks di tahun lalu. Sementara hingga saat ini, tidak ditemukan lagi kasus sapi yang mati karena antraks.

Baca Juga :  Terbongkar Sudah Rahasia Menu Timur Tengah Kambing Guling dan Sejenisnya, Tinggal Sesuaikan dengan Lidah Lokal

Sementara untuk dua sapi yang mati karena antraks langsung dikubur.

Menurut Sutardi, sapi yang mati karena antraks tidak boleh disembelih hingga mengeluarkan ceceran darah. Sapi yang mati karena antraks juga tidak boleh dikonsumsi manusia.

“Masyarakat perlu mengetahui, sapi yang mati mendadak jangan di-judge kalau mati karena antraks. Ini perlu dipahami masyarakat,” tegas Sutardi.

Sebab, imbuh dia, perlu dilakukan pemeriksaan sampel darah atau jaringan sapi untuk mengetahui apakah sapi yang mati mendadak itu terkena antraks atau tidak. Sapi yang mati mendadak juga dilarang untuk disembelih dan dikonsumsi.

Kalau ada kejadian sapi mati warga harus lapor kepada dinas. Bangkai sapi harus dikubur dan tidak boleh dikonsumsi. Aris

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com