SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sragen terus meluas. Sehari setelah temuan 30 kasus positif pada Kamis (26/5/2022), wabah itu menyebar dan kembali bertambah.
Data terbaru yang tercatat di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan), hingga hari ini, Sabtu (28/5/2022) jumlah kasus positif PMK di Sragen sudah mencapai 39 kasus atau tambah 9 kasus baru.
Kasus PMK itu menyebar di 10 kecamatan dengan Plupuh menjadi penyumbang kasus positif tertinggi. Kemudian disusul Kecamatan Miri dengan 7 kasus positif, dan Sidoharjo 5 kasus.
Di belakangnya, ada Kecamatan Karangmalang dengan 4 temuan kasus positif, Tanon 3 Kasus Positif dan sisanya Ngrampal dan Sumberlawang masing-masing 2 kasus serta Jenar, Kalijambe dan Gemolong 1 kasus.
Kepala Disnakkan, Rina Wijaya melalui Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan, Toto Sukarno mengungkapkan data terbaru ada 9 tambahan kasus positif sehingga total menjadi 39.
“Kemarin dari 30 kasus positif itu, besoknya ada tambahan 9 kasus lagi sehingga sampai hari ini total ada 39 kasus positif. Paling banyak di Kecamatan Plupuh ada 13 kasus. Namun di Plupuh ada 3 yang sudah sembuh,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (28/5/2022).
Kasus positif itu rata-rata ditemukan dari hasil pengecekan setelah petugas menerima laporan dari peternak atau warga.
Toto menguraikan mayoritas sapi yang positif terinfeksi PMK menunjukkan gejala-gejala identik.
Seperti suhu badan tinggi atau demam, penurunan nafsu makan dan enggan berdiri, mulut terluka serta keluar mukosa atau ngiler dalam jumlah banyak.
“Mulutnya kayak kena sariawan. Lalu karena PMK itu menyerang mulut dan kuku, gejala yang mudah dikenali adalah kukunya terluka bahkan kalau parah kukunya bisa lepas sendiri,” urainya.
Toto menjelaskan guna mencegah penyebaran kasus, 39 sapi yang positif itu langsung diisolasi atau dikarantina.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :[email protected]
- Kontak : [email protected]